Parade Teater Jawa Timur 2022 oleh UPT TBJT (1); Tampilkan Tarasmara, Asmorosongko, dan Hong

Parade Teater Jawa Timur 2022 oleh UPT TBJT (1); Tampilkan Tarasmara, Asmorosongko, dan Hong

Hong dibawakan oleh Teater Bengkel Seni Manyar Jaya untuk memaknai sebagai ruang kosong. Alur ceritanya digambarkan memuat berbagai kebudayaan Jawa dan Madura.-JULIAN ROMADHON-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Parade Teater Jawa Timur 2022 diikuti enam kelompok Teater Jawa Timur.Pada hari pertama tampil Teater IB Creative Art, Teater Komunitas, dan Teater Bengkel Seni Manyar Jaya. 

Tirai panggung terbuka perlahan. Seorang biksu di tengah panggung, di bawah lampu sorot. Termenung sembari mengatupkan tangan. Kepalanya terus menunduk. Di sampingnya terdapat beberapa aktor yang diam dengan gerakan akrobat. Kepala di bawah, kaki di atas. Ada pula yang melakukan gesture sulit.

Pementasan berjudul Tarasmara oleh Teater IB Creative Art itu bercerita tentang hubungan asmara antara dua pasang kekasih dari Jawa dan Sumatera. Berlandaskan kisah eksistensi kerajaan Sriwijaya dan dari pernikahan tersebut, lahir raja besar, Balaputeradewa. 
Teater IB Creative Art dalam Tarasmara yang menampilkan semua actor yang terlibat melakukan gerakan akrobat. Simbol pertempuran dan percintaan.-JULIAN ROMADHON-

Ikhsan Bastian, sutradara, menyebut konsep pementasan Tarasmara sebagai akroteks. Yakni upaya mentransformasikan bahasa teks ke dalam gerak akrobat para aktor. ”Tubuh akrobat menjadi dasar penciptaan pertunjukan yang berangkat dari tubuh dan kecenderungan tubuh ke arah gerakan ekspresif yang menghubungkan dalam konsep yang lebih besar,” ujarnya.

Akroteks menurut Bastian adalah inovasi baru yang ditawarkan. ”Dalam pandangan saya di negeri ini belum ada pementasan yang menghadirkan konsep pertunjukan, terkait teks yang dipadukan dalam bentuk akrobatik,” ungkap sutradara 33 tahun itu.

Maka dalam Tarasmara, semua aktor melakukan gerakan akrobat. Simbol pertempuran dan percintaan. Bahkan penyatuan antara dua aktor laki-laki dan perempuan, tampil dalam gerakan-gerakan sulit. Seperti ketika tokoh Samaragrawira yang bertempur dengan para aktor pembawa batang-batang bambu.
-JULIAN ROMADHON-

Bambu dibentur-benturkan ke tanah untuk menciptakan efek musik ritmis. Lantas mereka semua saling bertarung dengan gerakan melempar dan menangkap. Samaragrawira dikisahkan terluka parah. Kemudian ditolong oleh perempuan bernama Dewi Tara.

Berdasarkan buku tentang sejarah Sriwijaya yang ditulis oleh Slamet Muljana, pernikahan antara Samaragrawira dan Dewi Tara merupakan pernikahan politik untuk menyatukan kerajaan Mataram Lama di Jawa dan Sriwijaya di Sumatera. Namun dalam Tarasmara, keduanya dikisahkan benar-benar saling mencintai. 

Adegan penyatuan keduanya digambarkan dengan gerakan akrobatik. Kedua aktor saling menopang dan saling berdekatan secara fisik satu sama lain. Sehingga nuansa intim cukup terasa. 

Ditunjang dengan efek visual panggung yang memuat objek cakra atau lingkaran yang terus berputar dengan bunga teratai di bagian tengah. Lambang bersatunya dua manusia. 

Seorang biksu berjalan di tengah panggung, sebelum adegan penyatuan. ”Rasa sakit adalah ilusi, yang masing-masing manusia mampu menciptakannya. Surga dan neraka adalah keadaan. Dingin dapat mematikan, juga menyembuhkan. Panas dapat membakar, juga menyejukkan. Rasa sakit adalah ilusi...,” ujar biksu.

Kedua aktor melakukan gerakan perlahan mengikuti langkah biksu. Setelah penyatuan, semua aktor di panggung melakukan gerakan akrobatik seperti adegan pernikahan. 

Penyatuan antara representasi penguasa Sumatera dan Jawa tersebut dilambangkan dengan pedang dan sarung pedang. Semua aktor pembawa bambu membentuk barisan dengan merentangkan bambu-bambu seakan mereka sedang menggambarkan sungai.
Penampilan Teater Komunitas asal Malang dalam judul Asmorosongko yang mengangkat kisah Panji Asmarabangun dengan gaya teater surealis.-JULIAN ROMADHON-

Dalam Asmorosongko, Teater Komunitas asal Malang mengangkat kisah Panji Asmarabangun dengan gaya teater surealis. Seorang aktor pria dengan topeng di tangan, bergerak dengan gesture lebar di tengah panggung. Latarnya lukisan raksasa, manusia dengan dua tubuh yang berbeda dalam satu kesatuan. Seperti gabungan Panji dan Dewi Sekartaji. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: