Parade Teater Jawa Timur 2022 oleh UPT TBJT (2); Gila itu Menarik dan Merdeka

Parade Teater Jawa Timur 2022 oleh UPT TBJT (2); Gila itu Menarik dan Merdeka

Aksi Jedinx Alexander tampak seperti orang gila yang meracau tidak karuan. Dalam judul Terlambat Jeda, Titik Koma Berbicara, pertunjukan oleh penampil tamu dalam Parade Teater Jawa Timur 2022 pada hari kedua itu memang berbasis kajian terhadap orang gila.-JULIAN ROMADHON-

Sesuai dalam naskah yang ditulis Ali Mas’ud tentang fenomena sosial masa kini dan segala ketimpangannya. ”Naskah mengalami tiga kali perubahan. Inilah yang terbaru yang paling pas,” ungkapnya. 

Penampil ketiga, Teater Nusa asal Gresik yang berada di bawah naungan SMA NU 1 Gresik. Membawakan pertunjukan berjudul Senja Putih.
Adegan di atas panggung yang dimainkan Teater Nusa asal Gresik yang berada di bawah naungan SMA NU 1 Gresik saat membawakan pertunjukan berjudul Senja Putih.-JULIAN ROMADHON-

Alur yang mereka mainkan seperti pengembangan dari naskah Menunggu Godot karya Samuel Beckett. Namun mereka mengolahnya sedemikian rupa menjadi adegan dalam keluarga. Antara ibu-anak yang diperankan oleh Salsabila Amelia dan Dewi Rochmatul.

Sibu selalu menunggu di depan rumah ketika senja. Berharap suaminya pulang. Namun anak perempuannya selalu menentang karena upaya ibunya itu sia-sia. 

Pertentangan antara keduanya semakin menjadi-jadi hingga si anak memutuskan meninggalkan ibunya. Merantau di kota besar. 

Pada adegan pamungkas, aktor ibu terkena serangan jantung. Lampu meredup dan pementasan pun berakhir. Penantian yang berujung tanda tanya. 
Penampilan Teater Forum Aktor dari Sumenep memungkasi parade dengan naskah Seni Nomenklatur yang disutradarai Firman Ichlasul Amal.-JULIAN ROMADHON-

Teater Forum Aktor dari Sumenep memungkasi parade dengan naskah Seni Nomenklatur yang disutradarai Firman Ichlasul Amal. Para aktor digambarkan selalu lapar. Mereka memotong-motong sayuran dan daging secara tak teratur. Acak hingga membuat bahan-bahan itu terlempar ke segala arah.

Terdengar suara sirine meraung. Para aktor naik ke atas instalasi panggung dan berakting seperti berdesak-desakan. Visual yang memuat berbagai artikel berita dari surat kabar digital muncul di latar. Berita-berita tentang kepedihan, peristiwa tragis, dan sebagainya. 

Para aktor turun dan menghadap meja. Seorang dari mereka membawa kotak berisi seperti sampah. Keempat aktor makan bersama dengan lahap. Melambangkan apa yang mereka telan dan konsumsi semuanya adalah sampah atau kebohongan. 

Atau bisa juga mereka berperan sebagai orang yang tak peduli. Tetap makan meski di baliknya berkelindan visual-visual tentang berita tragis. 

Atas empat pementasan itu, tampak antusiasme pengunjung. Menandakan bahwa gairah seni pertunjukan teater bagi masyarakat Jawa Timur, rupanya masih sangat tinggi. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)

Sumber: