Hari Pertama Karantina, Finalis Koci Jatim 2022 Langsung Dapat Pembekalan Intens
PARA FINALIS Koci Jatim 2022 bersiap-siap latihan koreografi final di Graha Unesa Surabaya, Rabu, 23 November 2022. Mereka dipandu oleh dua pelatih dari Komunitas Tari Biji Sesawi Malang. -Afdholul Arrozy-Harian Disway-
SURABAYA, Harian Disway - Baru masuk karantina, Rabu, 23 November 2022, para finalis Koci Jatim 2022 sudah ditunggu sederet agenda pembekalan. Yang pertama adalah kelas makeup dan hairdo. Dilanjutkan dengan pembekalan Bahasa Mandarin. Setelah itu, mereka diajak ke lokasi grand final. Yakni Graha Unesa, kawasan Lidah Wetan, Surabaya. Untuk latihan mars dan koreografi catwalk.
Maka, tak heran kalau sejak pagi salah satu meeting room Student Center Unesa sudah riuh. Ke-24 finalis mengenakan setelan kemeja putih dan bawahan hitam. Ditutup blazer hitam juga. Untuk alas kaki, para koko memakai sepatu pantofel. Sedangkan para cici memakai platform sling back sandals nan seragam.
Setelah registrasi dan body check, para finalis mengikuti kelas makeup dan hairdo yang diberikan oleh House of Lea. Founder dan owner rumah mode tersebut, Lea Indradi Hutami, turun langsung membekali para finalis. Dibantu oleh asisten, Dina Febriana.
Sebagai calon duta Tionghoa dan Jawa Timur, para finalis wajib menguasai kemampuan makeup dan hairdo. Sebab, di kemudian hari mereka akan melakukan banyak tugas yang membutuhkan riasan wajah maupun rambut. Agar penampilan cetar bersinar.
’’Sebagai koko dan cici, tugas kalian nanti banyak,’’ Dina mengawali kelas. ’’Aktivitasnya tak hanya di dalam ruangan. Namun bisa di mana saja. Dengan waktu yang tak menentu pula. Maka, makeup yang digunakan harus tahan lama,’’ papar dia. Nah, supaya makeup awet, Lea menimpali, koko dan cici harus memahami jenis kulitnya.
BIAR CANTIK, Lea Indradi Hutami (kanan) mencepol rambut Cici Kornelia Zefanya, disaksikan Koko Trianto Wijaya. -Chyntia Dara-Harian Disway-
Setelah itu, para koko dan cici diminta duduk berpasangan. Lea meminta Koko David dan Cici Dina Moniaga untuk menjadi model. Dia lalu mendemonstrasikan teknik makeup. Para finalis antusias melihat dan mengikuti langkah demi langkah.
Lea kemudian menugaskan para koko untuk menata rambut pasangannya. Beberapa koko mengaku baru pertama kali mempraktikkan hairdo. Rupanya, menata rambut perempuan susah. ’’Mau nangis aku,’’ gurau Koko Reinhard. Ia beberapa kali melakukan kesalahan saat mengikat rambut pasangannya, Cici Calista Lea Jaya dengan model ekor kuda.
Menurut Cici Lea, merias mata paling sulit dibandingkan bagian wajah lainnya. Maka, dia bersyukur mendapat pembekalan. ’’Membantu banget sih. Karena biasanya kalau masang bulu mata suka jatuh gitu. Lewat pembekalan ini, saya jadi tahu tipsnya,’’ tutur dia.
Setelah kelas makeup dan hairdo, para finalis beristirahat sejenak untuk makan siang. Kemudian pelajaran dilanjutkan dengan kelas Bahasa Mandarin yang diampu oleh Vincentius Valiandy. Dalam kelas tersebut, mereka mempelajari beberapa kosa kata serta kalimat untuk perkenalan diri. Terkait pekerjaan, tinggi dan berat badan, serta menyebut kota asal masing-masing.
Para peserta juga diajak bermain game agar mereka lebih mudah memahami materi. Masing-masing finalis diajak mencatat kalimat perkenalan, lalu dihafalkan. Pada akhir permainan, finalis maju satu per satu untuk memperkenalkan dirinya dengan bahasa Mandarin yang telah dicatat dan dihapalkan itu.
LANGSUNG PRAKTIK, Cici Calista Lea Jaya memasang bulu mata palsu setelah mendapat pembekalan makeup oleh House of Lea kemarin. -Nadine Churnia Putri-Harian Disway-
Menjelang sore, para finalis diajak kembali ke Graha Unesa. Untuk latihan Mars Koci dan kelas koreografi. Para finalis saling berpasangan di atas panggung ruang lantai empat, memberikan salam Koci, lalu menyanyikan lirik Mars Koci.
Pembekalan koreografi Koci diberikan oleh Cici Natalia dan Fransiska Puri dari komunitas tari Biji Sesawi, Malang. Sebelum latihan, para koko dan cici melakukan pemanasan. Mereka meregangkan tubuh dengan meluruskan kedua kaki, lalu menempatkan dua tangan di tengah-tengah. ’’Dengan gerakan ini akan ketahuan, siapa yang sering olahraga dan yang tidak pernah,’’ ujar Natalia.
Para cici mudah saja melakukan gerakan tersebut. Sedangkan beberapa koko merasa kesulitan. ’’Aduh, koko-koko ini masa kalah dengan saya yang punya body aduhai? Saya yang begini saja bisa lho melakukan gerakan itu,’’ goda Natalia. Para koko pun tertawa.
Koreografi yang diberikan adalah tari kreasi. "Tidak ada nama khusus. Namun dalam tarian yang saya ajarkan, memuat filosofi tentang yin yang dalam simbol burung hong dan naga,’’ jelas perempuan 33 tahun itu.
Yin yang dalam mitologi Tiongkok pada awalnya merupakan entitas yang terpisah. Dipahami sebagai dua bagian, namun sebenarnya merupakan satu kesatuan. Maka, gerakan-gerakan yang akan ditampilkan oleh para finalis Koci Jatim 2022, akan menggambarkan kesatuan antara yin dan yang.
Penyatuan antara keduanya dilambangkan dalam gerak yang menyerupai burung hong dan naga. Para cici sebagai burung hong, dan para koko sebagai naga. Gerakan itu ditunjang dengan kipas lebar berwarna biru, merah, dan putih. Tarian itu bakal dipentaskan dalam grand final Koci Jatim 2022, Sabtu, 26 November 2022 mendatang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: