Gunung Api Terbesar Dunia Meletus Jadi Tontonan di Hawaii
Langit Hawaii memerah saat Mauna Loa meletus sejak Minggu, 27 November 2022.-USGS-
HONOLULU, HARIAN DISWAY - Mauna Loa meletus setelah tertidur selama 38 tahun. Gunung api aktif setinggi 4.169 meter itu meletus sejak hari Minggu, 27 November 2022.
Erupsi dimulai dari Moku'āweoweo, kaldera puncak Mauna Loa pada pukul 23.30 waktu setempat. Atau pukul 16.30 WIB hari Senin di Indonesia.
Langit Hawaii jadi merah. Warga dan wisatawan mengabadikan peristiwa spektakuler itu. Danau lava Kilauea dan lahar dari celah Mauna Loa terlihat begitu mengerikan saat malam tiba.
Namun momen itu justru yang paling ditunggu. “Ini adalah waktu yang langka di mana kami mengalami dua letusan yang terjadi secara bersamaan,” kata Ferracane seperti dikutip dari AFP.
United States Geological Service (USGS) mengatakan aliran lava tidak mengarah ke permukiman. Namun, mereka tetap mengingatkan warga untuk terus waspada. Terutama dampak abu vulkanik yang bisa menyebabkan gangguan pernapasan.
Hujan abu vulkanik juga mencemari air, merusak kendaraan, bangunan, mengganggu saluran listrik serta pembuangan, merusak tumbuh-tumbuhan, dan menganggu kesehatan mata dan paru-paru.
Pemandangan Mauna Loa dari pantai Hawaii.-@pfranci2/twitter-
Agensi Manajemen Darurat Hawaii telah menyediakan dua pos perlindungan manakala sewaktu-waktu dibutuhkan. Namun, sejauh ini, agensi tersebut belum mengeluarkan informasi pengevakuasian serta menekankan bahwa tidak ada lava yang akan mengancam daerah berpenduduk.
Akibat letusan ini, jalur penerbangan di sekitar Mauna Loa menjadi terganggu. Banyak maskapai penerbangan dari Bandara Internasional Hilo yang membatalkan beberapa jadwal penerbangan.
Badan Administrasi Penerbangan Federal Amerika Serikat menyebut akan terus memantau letusan gunung dan akan mengeluarkan surat peringatan jika lalu lintas udara tidak sedang dalam kondisi yang aman.
Observatorium menjelaskan bahwa letusan yang dihasilkan oleh Mauna Loa itu bersifat dinamis dan pergerakan aliran lahar dapat berubah dengan cepat. Jika lava tetap berada di puncak, maka aliran lahar kemungkinan besar dapat terkurung di dalam dinding kaldera. Namun, jika lava berhasil menyembur keluar kaldera, maka lahar akan mengalir dengan cepat. (Dimas Septo Nugroho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: