Operasi Mata Minus Hanya Delapan Menit di RS Mata Undaan

Operasi Mata Minus Hanya Delapan Menit di RS Mata Undaan

Proses operasi mata menggunakan Zeiss Visumax 800 di RS Mata Undaan.-Michael Fredy Yacob-

SURABAYA, HARIAN DISWAY- MUHAMMAD Naufal Iksan baru saja menyelesaikan operasi matanya. Sebelumnya, matanya minus 6,5. Ia pun langsung diarahkan berbaring di tempat tidur yang sudah disiapkan perawat di ruang pemulihan. Setelah berbaring, ia langsung memejamkan matanya.

Hanya sebentar ia berbaring di tempat itu. Setelahnya, ia langsung bisa beraktivitas seperti biasa. Namun, dalam beberapa hari, kedua matanya tidak boleh terkena air. Juga dalam satu bulan ke depan, tidak boleh berenang. Itu untuk pemulihan pasca operasi.

“Saya dari kelas 3 SD sudah minus 3. Sekarang saya sudah kuliah di Universitas Sebelas Maret di Solo,” katanya saat ditemui usai menjalankan operasi matanya, di Rumah Sakit Mata Undaan, Selasa, 13 Desember 2022.

Saat menjalani operasi mata, ia dalam kondisi sadar. Tidak ada sedikitpun rasa sakit yang dirasakannya. Itu juga hanya berjalan beberapa menit. “Saya tidak ingat pastinya. Yang saya tahu, operasinya tadi sebentar saja. Hanya rasa geli yang saya rasakan,” tambahnya.

Setelah operasi itu, ia merasa matanya sudah kembali normal. Bisa melihat segalanya lebih jelas. Tanpa bantuan kacamata yang beberapa menit lalu pria berusia 21 tahun itu gunakan. “Ini sudah bisa saya baca (tulisan dalam kemasan botol). Sebelumnya, tidak bisa membaca tanpa kacamata,” ucapnya.

Ya, RS Mata Undaan kini memiliki teknologi Small Incision Lenticule Extraction (SMILE) Pro. Teknologi itu disematkan dalam alat bernama Zeiss Visumax 800. Naufal merupakan orang ketiga yang merasakan operasi lasik menggunakan alat baru milik rumah sakit itu.

Zeiss Visumax 800 memiliki teknologi laser yang dapat mengoreksi gangguan penglihatan jauh (miopia) hingga 10 dioptri. Juga silinder (astigmatisme) hingga 5 dioptri.

Sebetulnya, secara keseluruhan operasi itu hanya membutuhkan 15 menit. Itu sudah cukup untuk melakukan operasi kedua mata. Termasuk persiapan yang dilakukan. Pengerjaan lasernya sendiri hanya membutuhkan waktu delapan detik saja. Sayangnya, tiga pasien yang menjalankan operasi kemarin semuanya takut. Sehingga, memakan waktu yang sedikit lama.

“Tadi, ada juga vakum yang akhirnya harus kita ganti. Karena, sudah terlalu lama menempel,” kata Dini Dharmawidiarini, dokter di Divisi Lensa, Kornea dan Bedah Refraktif di RS Mata Undaan. Naufal menggunakan metode refractive lenticule extraction (Relex) SMILE Pro.

Alat itu baru dibeli dari Jerman. Alat itu hanya ada dua di Indonesia. di Jakarta dan Surabaya. Bahkan, di Asia Tenggara hanya Filipina dan Indonesia yang sudah menggunakan alat tersebut.

Direktur RS Mata Undaan, dr. Sahata P.H. Napitupulu menambahkan, hadirnya alat itu membuat pelayanan di rumah sakit yang ia pimpin menjadi lebih baik. Khususnya dalam melayani gangguan refraksi pada pasien.

“Harapannya, warga Surabaya dan Indonesia Timur tak perlu lagi operasi ke luar negeri hanya untuk lepas kacamata atau lensa kontak. Kami sudah mempunyai alat paling baru dan canggih untuk operasi refraksi,” ucapnya. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: