Begal Nyaris Mbacok, lalu Dor...
-Ilustrasi: Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Kagak pakai lama, komplotan bandit menyergap korban. Memepet dari kiri dan kanan. Salah satu bandit mengacungkan celurit, mengilap kena lampu jalanan. Bandit membentak.
”Brenti lo... brenti. Kalo gak, gue bacok lo.”
Panik, korban menerobos pepetan dua motor pembegal. Ngegas. Meski motor mereka bersenggolan.
Pada jarak sangat dekat itu, pembegal membacok korban pria. Kena tangan, nyaris putus. Motor ambruk, para korban (pria-wanita) jatuh ke aspal.
Dua begal turun, salah satunya mengacungkan celurit. Dua begal lain tetap di motor, yang mesinnya menyala.
Pembegal pemegang celurit mendekati korban pria yang sudah berdarah-darah. Ia mengayunkan celurit ke udara.
Seketika, satu tembakan menyalak. Ambyar. Letusan pistol menyobek keheningan dini hari itu. Bersamaan, pembegal berclurit ambruk ke aspal. Tersungkur dekat korban.
Dua bandit di motor langsung kabur. Satu bandit lagi ikut kabur.
Tim polisi datang. Memeriksa buruan. Ternyata tembakan menembus paha kanan bandit. Segera diringkus.
Bandit yang ditangkap berinisial TA, 21. Tiga yang kabur teridentifikasi sebagai Icang, 17; Ibnu, 18; dan Sahrul, 20. Dari hasil penyidikan, empat bandit itu diketuai TA.
Kapolsek Tambora Kompol Putra Pratama menceritakan kronologi penangkapan bandit itu kepada pers, Jumat, 16 Desember 2022. Atau sembilan hari setelah penyergapan TA. Terlalu lama disimpan, sebelum dipublikasi.
Masyarakat tidak tahu, betapa polisi berjuang. Seumpama TA tidak ditembak pada waktu yang tepat, nyawa korban bisa dipastikan melayang.
Waktu yang tepat itu sangat singkat. The golden time. Tak lebih dari tujuh detik. Sejak saat TA turun dari motor, mendekati korban. Celuritnya sudah terhunus. Lalu, diayunkan ke udara. Tinggal satu dua detik lagi.
Dor... TA tumbang.
Masyarakat boleh protes soal HAM. Tidak ada tembakan peringatan ke udara. Sebagaimana aturan. Sebab, yang protes belum pernah merasakan jadi korban di ujung celurit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: