Saatnya Pulang Kampung, Tiongkok Resmi Hapuskan Karantina

Saatnya Pulang Kampung, Tiongkok Resmi Hapuskan Karantina

PELUKAN MESRA keluarga yang lama tidak bertemu karena pembatasan Covid-19 di Tiongkok. Mereka baru bersua di Futian, Shenshen, setelah tiga tahun.-China Daily-

BEIJING, HARIAN DISWAY - Kesibukan itu terasa di Bandara Internasional Baiyun, Guangzhu. Minggu dini hari, 8 Januari 2023. Mereka menantikan pesawat milik China Southern Airline. Kode penerbangannya: CZ 312. Baru saja terbang dari Toronto, Kanada. Selama 15 jam.

 

Kesibukan-kesibukan semacam itu tampaknya akan semakin dijumpai di bandara internasional Tiongkok. Sebab, negeri itu mulai membuka diri. Gerbang perjalanan internasional dibuka lebar. Syarat kedatangan juga dipermudah. Tidak ada lagi karantina yang panjang.

 

Itulah yang dinanti-nantikan warga Tiongkok di luar negeri. Sudah lama mereka menyimpan kangen. Ingin pulang kampung, tapi ogah menjalani keruwetan administratif pun kewajiban karantina.

 

Karena itu, begitu kewajiban karantina tersebut hilang, warga pun bersorak. Termasuk yang ada di Hong Kong. Mereka bisa datang ke Tiongkok daratan dengan mudah. Tanpa perlu karantina, cuma harus menunjukkan hasil negatif Covid-19 dalam dua hari terakhir.

 

Otoritas setempat pun memberi kesempatan bagi 60 ribu orang per hari untuk menyeberangi perbatasan Tiongkok daratan-Hong Kong. Atau sebaliknya.

 

’’Saya mau pulang karena sudah ada tidak ada karantina lagi,’’ kata Yuri Tan, mahasiswa Tiongkok yang kuliah di Hong Kong. Tan diwawancarai Agence France-Presse di perbataan sebelum ia menyeberang ke Tiongkok daratan.

 

Raut gembira tampak di wajah perempuan 23 tahun itu. Ia pun berpamitan dengan kekasihnya di perbatasan. Sambil berpelukan.

 

Jalur perjalanan Tan adalah Hong Kong-Shenzhen-Yangzhou. Langsung. Tanpa—sekali lagi—karantina selama 10 hari atau dua pekan.


KEPALA EKSEKUTIF Hong Kong John Lee Ka-chiu menyalami penumpang yang akan menyeberang ke Tiongkok dari Stasiun Lok Ma Chau, 8 Januari 2023.-China Daily-

 

Hari itu, wilayah perbatasan Lok Ma Chau, dipenuhi penumpang. Maklum, dua pekan lagi sudah tahun baru Imlek.

 

Salah seorang yang kangen pulang itu adalah Galen Liu. Ia berasal dari provinsi Guangdong. Tetapi sedang kuliah doktor di Eropa. Selama tiga tahun ini, Liu sudah nyaris putus asa. Seperti tidak bisa pulang.

 

Nah, begitu Tiongkok mengisyaratkan akan membuka perbatasan, Liu pulang ke Hong Kong dua pekan lalu. Menunggu hari H penghapusan karantina. ’’Saya girang banget. Apalagi ini tidak perlu lagi naik pesawat. Cukup jalan darat sudah sampai Guangdong,’’ ucapnya.

 

Liu juga sudah membawakan oleh-oleh bagi keluarganya. Yakni, obat-obatan. Sebab, beberapa keluarganya kena Covid-19 setelah Tiongkok melonggarkan aturan.

 

Ledakan kasus setelah aturan longgar amat disadari warga. ’’Tidak bisa dihindarkan. Tetapi, orang kan harus tetap bekerja. Jika tidak, maka ekonomi mace. Kita harus menghadapi penularan ini dengan lebih rileks,’’ ucap seorang ibu rumah tangga yang mengaku bernama Dong.

 

Di antara orang yang melintasi perbatasan itu ada Alex Zheng. Ia pebisnis di Tiongkok daratan. Alex sedang perlu banget ke Hong Kong. Sebab, daerah khusus itu adalah pintu gerbang bisnisnya ke negara lain.

 

Produsen perlengkapan olahraga itu berencana menghadiri pameran di Hong Kong. Setelah itu, ia akan terbang ke luar negeri untuk bertemu kliennya. "Sangat tidak nyaman ketika saya tidak bisa bepergian dan bertemu langsung dengan pelanggan saya," kata Zheng kepada AFP.

 

"Saat klien saya ingin melihat sampel, kami hanya bisa menunjukkannya melalui tautan video," ucap Zheng.

 

Perekonomian Hong Kong kini memang sedang tertekan. Mereka butuh banyak pelancong untuk kembali memutar roda ekonomi. Dan sebelum pandemi, sekitar tiga perempat musafir berasal dari Tiongkok daratan.

 

Seorang musafir berusia 80 tahun bernama Liu kembali ke Hong Kong untuk merayakan Tahun Baru Imlek bersama keluarganya."Saya harap prosedurnya bisa lebih disederhanakan. Misalnya, menghapus persyaratan hasil tes," kata Liu. "Agak rumit untuk pria tua seperti saya," katanya. (Doan Widhiandono)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: