Fokus MBKM Ala Mas Menteri Nadiem: 30-35 Persen Matkul Tidak Penting Mending Dihapus

Fokus MBKM Ala Mas Menteri Nadiem: 30-35 Persen Matkul Tidak Penting Mending Dihapus

Rektor Universitas Ma Chung Prof Murpin Sembiring.-Dok Pribadi Prof Murpin Sembiring.-

Ada dua isu strategis MBKM (Merdeka Belajar – Kampus Merdeka) yang dicanangkan Mas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia: Nadiem Makarim.

  1. Saat ini kreativitas dan inovasi menjadi kata kunci penting untuk memastikan pembangunan Indonesia yang berkelanjutan. Mahasiswa harus disiapkan menjadi pembelajar sejati yang terampil, lentur dan ulet (agile learner)
  2. MBKM menjadi solusi untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi.

MBKM bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. 

Kebijakan MBKM berawal dari Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pada Pasal 18 disebutkan bahwa pemenuhan masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat dilaksanakan: 

  1. Mengikuti seluruh proses pembelajaran dalam program studi pada perguruan tinggi sesuai masa dan beban belajar; dan 
  2. Mengikuti proses pembelajaran di dalam program studi untuk memenuhi sebagian masa dan beban belajar dan sisanya mengikuti proses pembelajaran di luar program studi.

MBKM membantu mahasiswa memiliki kesempatan untuk mendesain masa depannya secara mandiri (merdeka)

Satu semester atau setara dengan 20 (dua puluh) SKS menempuh pembelajaran di luar program studi pada Perguruan Tinggi yang sama; dan paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan 40 (empat puluh) sks menempuh pembelajaran di luar Perguruan Tinggi.

  1. Tujuan kebijakan program MBKM (Hak belajar tiga semester di luar program studi) adalah:
  2. Untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman,menyiapkan lulusan yang kompeten baik sebagai pencipta kerja (Jobcreator) maupun pencari kerja (Jobseeker).

Program-program experiential learning dengan jalur yang fleksibel diharapkan akan dapat memfasilitasi mahasiswa mengembangkan potensinya sesuai dengan passion dan bakatnya.

MBKM membuka kesempatan luas bagi mahasiswa untuk memperkaya dan meningkatkan wawasan serta kompetensinya di dunia nyata sesuai dengan passion dan cita-citanya. Saat nya mahasiswa sendiri secara mandiri tentukan arah masa depannya.

MBKM memberikan pilihan kepada mahasiswa untuk belajar di manapun, semesta belajar tak berbatas, tidak hanya di ruang kelas, perpustakaan dan laboratorium, tetapi juga bisa di desa, industri, tempat-tempat kerja, tempat-tempat pengabdian, pusat riset, maupun di masyarakat. 

Bentuk kegiatan pembelajaran yang dapat diambil oleh mahasiswa berupa: 

  1. Kegiatan magang di Industri
  2. Mahasiswa membangun desa
  3. Mengajar di sekolah
  4. Pertukaran mahasiswa
  5. Penelitian di lembaga riset
  6. Pengembangan kewirausahaan
  7. Proyek mandiri
  8. Proyek kemanusiaan
  9. Bela negara

Note: DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) sangat menyambut baik dan antusias atas program MBKM yang Univ Ma Chung Laksanakan di banyak Dudi di Indonesia dengan tujuan untuk melahirkan generasi bangsa yang unggul, tangguh dan siap tanpa ragu atas kemampuannya memasuki dunia kerja. Hasil survey kami menunjukkan bahwa 70 persen mahasiswa peserta MBKM menyatakan siap memasuki dunia kerja

Kerjasama ini juga akan menjadi jalur akselerasi DUDI untuk menemukan human resource terbaik sejak dini. Bahkan DUDI turut serta dalam mengembangkan kompetensi mahasiswa selaku calon stakeholder/karyawannya sehingga pihak DUDI sejak dini tahu calon karyawannya (sikap, budaya, disiplin, kemampuan kerja, soft skill, dll) yang layak direkrut  tanpa mengeluarkan biaya proses recruitment membayar pihak ketiga dan biaya pelatihan bagi karyawan baru (efisiensi terjadi di pihak Dudi).

Dengan demikian program Kampus Merdeka sangat strategis :

  1. Menemukan/menentukan jalan akselerasi dalam pengembangan ekosistem sesuai kebutuhan DUDI. 
  2. Perguruan Tinggi juga melihat akan mendapat masukan yang berharga dari dunia nyata dunianya DUDI untuk memperbaiki kualitas lulusannya. 

Disini kita lihat bahwa ada 2 kebutuhan yg sesungguhnya saling mendukung dan patut dipertemukan, digabungkan dan didukung menjadi sebuah gerakan massal mengembangkan ekosistem yang impact full.

MBKM kini tak lagi menjadi sebuah kebijakan semata, namun telah menjadi Gerakan akselerasi pengembangan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: