Kisah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Mendiang Ayah, Titip ke Risma sejak 2001
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memeluk ibundanya Mas Ayu Esa Aisjah di rumah duka, 22 Januari 2023.-Humas Pemkot Surabaya-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Ayah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Urip Suwondo berpulang, Minggu, 22 Januari 2023. Suami Mas Ayu Esa Aisjah itu mengembuskan napas terakhir di usia 77 tahun.
Sosoknya sangat memengaruhi perjalanan karir Eri Cahyadi. Suwondo lah yang meminta eri jadi Aparatur Sipil Negara pada 2001.
Suwondo merupakan pensiunan PNS Surabaya. Ia menjabat sebagai Kasubag Keuangan yang pensiun pada 2002. Era wali kota Cak Narto dan Bambang DH.
BACA JUGA:Biasakan Sebut Jembatan Bu Risma
Sosok Urip Suwondo, ayahanda Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.-Humas Pemkot Surabaya-
Sebelum pensiun ia mengenalkan Eri ke Tri Rismaharini pada 2001. Di tahun itu Risma menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Dinas Bangunan Kota Surabaya (2001) dan Kepala Cabang Dinas Pertamanan Kota Surabaya (2001).
Ayah Eri menitipkan putranya pada Risma. Hal itu diungkapkan Risma deklarasi pasangan Eri Cahyadi - Armuji di Taman Keputih, Surabaya, 2 September 2020.
"Terus aku ngomong, Bapak mohon maaf ditempatku itu loh gak ada uangnya. Enggak popo wes biar belajar dia sama Mbak Risma, dia bilang begitu. Bapaknya itu. Bapaknya PNS," kata Risma saat masih aktif sebagai wali kota.
Risma memperhatikan cara kerja Eri sejak jadi staff. Bahkan Eri sering membantu kerja Risma sampai larut malam. Berhari-hari.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berdoa di rumah duka Urip Suwondo, ayah Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang meninggal 22 Januari 2023.-Humas Pemkot Surabaya-
"Anaknya rajin, anaknya telaten dan dia berani," kata Risma. Maka jangan heran bahwa Risma sempat menyebut Eri sudah seperti anaknya sendiri. Atau sebaliknya, Eri menyebut Risma sudah seperti orang tuanya.
Risma mempercayai Eri Sebagai Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang (DCKTR) pada 2017. Eri juga mengikuti jejak Risma sebagai Kepala Bappeko dan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya.
Keputusan Urip menitipkan Eri ke Risma sangat tepat. Kombinasi keduanya menelurkan banyak prestasi.
Sebut saja, e-government, e-controlling, e-budgeting yang dicontoh se-Indonesia. Ada nama Eri dan Risma pada hak cipta penemuan itu.
Harian Disway menemui Eri di kediamannya akhir 2022 lalu. Ia menceritakan bahwa kesehatan sang ayah memang mulai menurun kala itu.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memeluk ibundanya Mas Ayu Esa Aisjah di rumah duka, 22 Januari 2023.-Humas Pemkot Surabaya-
“Kalau Umik (Mas Ayu Esa Aisjah) masih sangat sehat, ” ujar Eri. Suwondo dan Aisjah sudah bersama selama 50 tahun. Di Pernikahan Emas itu, Aisjah ditinggalkan belahan jiwanya. Perjalanan cinta setengah abad itu bakal dibukukan.
Eri juga menceritakan kisah masa mudanya. Ia terbiasa hidup mandiri sejak remaja. Sejak SMA ia sudah bekerja. “Jual gula, jual beras, kambing gitu, waktu SMA," kata pria kelahiran 27 Mei 1977 itu.
BACA JUGA:Eri Cahyadi dan Dahlan Iskan Hadir di Kya-Kya Diiringi Barongsai
BACA JUGA:Dongeng Wali Kota Eri Cahyadi: Monda-Monca, Cermin Anak Surabaya
Ketika Eri masih kuliah, sang ayah divonis serangan jantung. Karena itulah Eri berpikir untuk kerja keras menghidupi keluarganya.
Sebelum jadi PNS di Surabaya, ia sempat jadi konsultan di Jakarta. Juga kerja di perusahaan yang menjual alat-alat kesehatan.
Setelah berhasil menjadi PNS, Eri bergabung ke Pemkot pada 2001. Usianya kala itu 24 tahun. Beberapa pejabat eselon II pemkot yang masih menjabat, kini jadi anak buah Eri. "Lhaiyo, Biyen anak buahku, saiki dadi wali kota," ucap Eri menirukan salah satu ucapan pejabat itu.
Restu Orang Tua dan Pilwali 2020:
Saat diminta jadi penerus Risma, Eri tak langsung mengiyakan. Bahkan sampai rekom turun.
Kedua orang duanya duduk satu meja. Eri menceritakan soal rekom itu. Ia terlebih dulu mengadu ke kedua orang tuanya. Sebab ia tak memiliki ambisi untuk jadi Wali Kota. “Saya lapor ke umi sama abah,” lanjut Eri.
Eri meminta restu dari sang ayah. Sebab yang memintanya jadi ASN dulu adalah Suwondo. Jika mencalonkan diri, ia harus mundur. Sedangkan karisnya sebagai PNS masih sangat panjang. Kala itu usia Eri masih 43 tahun. Pensiun masih sangat lama.
Sang ayah tak masalah. Toh saat menjadi wali kota, Eri tetap mengabdi di Surabaya.
BACA JUGA:Series Jejak Naga Utara Jawa (1): Mulanya adalah Pengembaraan
Sang ibu juga memberi restu. Saat itulah keyakinan Eri meningkat berlipat ganda. Yang sebelumnya tak yakin jadi Wali Kota, jadi 100 persen yakin. Kalau sang ibu bilang iya, Eri bakal melakukannya.
Dua restu didapat. “Ketika umik sudah siap mendoakan. Saya bilang, hari itu saya wali kota. Padahal belum pemilihan,” kata Eri yakin.
Eri sangat meyakini ucapan dan doa sang ibu sangat manjur. Sang ibunda tak pernah lepas dari salat dan mengaji sejak Eri masih kecil. “Sejak aku masih belajar ngaji, Umik gak pernah lepas salat dan ngaji,” ujar alumnus ITS itu.
Sang ibu memberikan syarat. Eri harus memegang amanah ketika nanti jadi wali kota. "Ojok nggawe kuburane umik peteng (jangan membuat kuburan ibu gelap,Red)," kata Eri. Ucapan itulah yang selalu diingat. Sang ibu meminta Eri bekerja 100 persen demi rakyat.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat salat jenazah Urip Suwondo, 22 Januari 2023.-Humas Pemkot Surabaya-
Karena itulah selama kepemimpinannya, APBD Surabaya benar-benar dicurahkan demi kemakmuran warga Surabaya. Tak ada mega proyek besar-besaran. Alias proyek ikonik.
Pemerintah pusat memberikan penghargaan Pemkot Surabaya di akhir 2022. Nilai belanja APBD Kota Surabaya untuk sektor usaha mikro dan kecil (UMK) dan produk dalam negeri (PDN) paling besar se-Indonesia. Unutk UMKM Rp 1,2 triliun, sedangkan belanja PDN tercatat mencapai Rp 1,7 triliun.
Suwondo kini sudah beristirahat dengan tenang. Putra kebanggaannya tak hanya jadi ASN seperti keinginannya. Eri lah yang memimpin para ASN di tempat Suwondo mengabi: Pemkot Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menaburkan bunga di tempat peristirahatan terakhir sang ayah.-Humas Pemkot Surabaya-(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: