BPIH Rp 90 Juta, Jamaah Bayar Rp 49,8 juta

BPIH Rp 90 Juta, Jamaah Bayar Rp 49,8 juta

Jamaah haji 2022 yang bersiap bertolak ke Madinah dari Mekkah-Kemenag-

AKHIRNYA, 221 ribu jamaah haji yang berangkat tahun ini bisa lega. Sebab, biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) yang dibebankan kepada jamaah sudah final. Yakni, Rp 49,8 juta.

Angka itu disepakati Panja Haji Komisi VIII DPR RI dan Panja Haji Pemerintah pada rapat dengar pendapat di gedung parlemen, Senayan, Jakarta, pada Rabu, 15 Februari 2023. Hasil rapat akhir itulah yang akan digedok pada rapat kerja bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas minggu depan.

Kemarin penyelenggaraan rapat sempat molor lebih dari 6 jam. Mulanya dijadwalkan pada pukul 10.00. Namun, rapat baru bisa dimulai pukul 15.35.

”Kami menunggu dari tadi pagi. Karena Panja Haji Pemerintah sedang melobi atas permintaan kami. Tadi rapat baru bisa dibuka,” ujar Ketua Panja Haji Komisi VIII Marwan Dasopang. 

Lobi itu menyangkut permintaan turunnya satu dari tiga komponen biaya haji. Yaitu, bipih, nilai manfaat, dan biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH).

Hasilnya cukup melegakan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dibayar jamaah turun hampir Rp 20 juta. Ada dua ongkos yang bisa dikurangi.

Pertama, akomodasi Makkah–Madinah yang awalnya SAR 4.250 dipangkas menjadi SAR 4.230. Akomodasi itu menyangkut konsumsi, penginapan, dan transportasi.

Meski ongkos berkurang, kualitas layanan tetap terjaga. Bahkan, ditingkatkan. Misalnya, volume makan jamaah di Makkah justru bertambah. Dari yang sebelumnya 40 kali menjadi 44 kali.

Penambahan empat kali makan itu khusus saat menjelang perjalanan ke Arafah. Panja Haji Komisi VIII sengaja mengusulkan itu. Sebab, banyak jamaah yang mendadak sakit ketika perjalanan ke Arafah lantaran kurang asupan.

”Ternyata, masalahnya bukan karena tidak ada atau kurang makanan. Tetapi, penyelenggara kesulitan untuk mendistribusikan makanan,” jelas Marwan. Mengingat, saat momen puncak ibadah haji itulah jalan-jalan ditutup. Sebanyak 2,5 juta jamaah berjejal di satu tempat.

Kondisi tersebut membuat distribusi makanan terhambat. Para jamaah Indonesia terpaksa mengisi energi dengan makanan seadanya. Misalnya, mi instan atau makanan ringan lainnya.

Untuk itu, Marwan meminta konsumsi selama dua hari saat ke Arafah harus dipenuhi. Entah bagaimana teknisnya. Yang penting, keselamatan dan kenyamanan jamaah tetap diprioritaskan.

Kedua, biaya asuransi dari Arab Saudi yang dikenakan kepada jamaah juga turun. Pada Januari lalu sempat di angka SAR 140. Lalu, turun menjadi SAR 75 dan dua hari lalu turun lagi menjadi SAR 28,75.

Berkat turunnya ongkos pada dua komponen itu, BPIH turun signifikan. Sebetulnya, kata Marwan, masih bisa dinegosiasi lagi. Namun, waktu terlalu mepet. ”Karena jamaah sudah harus berangkat Mei. Tapi, angka ini sudah termasuk target minimal kami,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: