Kampung Ketandan: Harta Karun di Tengah Kota

Kampung Ketandan: Harta Karun di Tengah Kota

SUASANA Kampung Ketandan yang berlokasi di Jalan Tunjungan, Surabaya.-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Terlihat sebuah plang bertuliskan Kampung Wisata Ketandan di Jalan Tunjungan Surabaya. Kampung lawas itu masih eksis di tengah segitiga emas Surabaya (Jalan Tunjungan, Basuki Rahmat, Embong Malang)

 

Siang itu, Rabu, 25 Januari 2023, Surabaya tak seterik biasanya. Matahari seolah enggan memancarkan sinarnya. Sendu.

 

Lukisan mural menyambut Tim Harian Disway. Terkesan nyentrik, sehingga cukup mencuri perhatian. Langkah demi langkah, menyusuri padatnya perkampungan. Sesekali menyapa warga yang sedang nongkrong di pinggir jalan.

 

Meski dihimpit gedung-gedung pusat perbelanjaan modern, nuansa kuno tampak kental ketika memasuki kampung ini. “Ada yang gaya (arsitektur, red) Jengki, ada juga yang Art Deco,” terang Taufiq Wijaya Kusuma selaku Ketua RT setempat.

 


SALAH satu bangunan yang bergaya arsitektur Jengki di Kampung Ketandan.-Harian Disway-

 

Menelusuri lebih jauh, terdapat Masjid An Nur dengan tertulis keterangan bahwa masjid ini dibangun pada 1915 – 1958. Pilar-pilar besar menghimpit pintu masuk dan jendela besar yang dilengkapi teralis besi menampakkan kesan kunonya.

 

Di dalam ruangan didominasi cat putih dan keramik putih hijau. Pun ada jendela sebagai ventilasi yang diberi bata berpola. “Sudah sering direnovasi. Beberapa masih dipertahankan keasliannya,” cerita Taufiq dengan ramah.

 

Beranjak ke tengah kampung, area jalan semakin berwarna dengan gambar berbagai bentuk dan angka, bahkan bisa digunakan untuk bermain ular tangga. Gedung-gedung tinggi pun semakin terlihat dari segala arah.

 

Hingga bertemu suatu balai berbentuk rumah joglo yang dikenal dengan Balai Budaya Cak Markeso. Hasil kerja sama dengan United Cities Local Governments Asia Pacific (UCLG ASPAC), Balai Budaya Cak Markeso diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 2016 lalu.

 

Hampir seluruh unsur bangunannya menggunakan bahan kayu, kecuali genteng di joglo dan lantai yang warnanya senada dengan kayu. Di bagian atasnya terdapat kayu-kayu yang berjejer untuk menyangga joglo, dan terdapat lampu gantung khas zaman dulu yang memuat ornamen-ornamen pada hiasan lampunya.

 

Balai budaya ini merupakan fasilitas warga untuk berbagai kegiatan, mulai dari acara-acara keagamaan maupun acara peringatan hari besar nasional hingga acara kebudayaan seperti diskusi dan seminar yang seringkali dilakukan bersama pihak-pihak lain.

 

“Tiap hari Minggu dipakai anak-anak untuk latihan nari, yang ibu-ibu biasanya mbatik,” ujar pria kepala empat tersebut yang menunjukkan bahwa Kampung Ketandan masih menjunjung tinggi kesenian daerah.

 


PENTAS seni dilangsungkan di Balai Budaya Cak Markeso.--https://instagram.com/kampungbudayaketandan

 

Kemudian ada juga bangunan Makam Mbah Buyut Tondo yang terletak di belakang pendopo. Hingga saat ini, sosok Mbah Buyut Tondo masih abu-abu. Berbagai informasi yang beredar pun simpang siur. 

 

Menurut Uripah yang merupakan salah satu sesepuh,  makam tersebut sudah ada sebelum adanya pemukiman disitu dan sudah menjadi peninggalan sejak dulu. “Makam e komandan karo prajurite (makam komandan dan prajuritnya, red),” ujarnya. 

 

Taufiq menerangkan bahwa ikon lain dari Kampung Ketandan dari sisi ekonomi adalah Diah Cookies, yang berlokasi di Jalan Ketandan Baru II. Kisah jatuh bangun Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini cukup melegenda. 

 

Wakil Wali Kota Surabaya Armuji menyatakan bahwa Diah Cookies menjadi contoh sukses UMKM di Kota Pahlawan dengan omzet ratusan juta rupiah pada saat pandemi COVID-19. “Langganannya Bu Risma. Wisatawan asing juga banyak yang mampir,” tambah Taufiq.

 

Dari berbagai keunikan yang dimiliki Kampung Ketandan, Taufiq berharap kampung tersebut lebih dikenal oleh masyarakat. “Kampung ini kan nggak begitu kelihatan ya kalau dibanding destinasi di Tunjungan lainnya. Tapi kalau banyak yang tahu terus mampir-mampir, kita (warga, red) juga seneng,” tutupnya. (Tanaya Az Zhara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: