Peringati Hari Perempuan Internasional, Unicombat Academy Ajarkan Krav Maga
Para peserta Seminar Karav Maga Women Fight Back-Pace Morris - Harian Disway-
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Sepanjang tahun 2022 lalu, tercatat 3.014 kasus kekerasan terhadap perempuan. Catatan ini menunjukan bahwa tingkat kejahatan dengan korban perempuan masih tinggi.
Berangkat dari keresahan itu, UniCombat Surabaya mengadakan seminar Krav Maga. Seni bela diri asal Israel itu diajarkan tepat di Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret 2023.
Sebanyak 35 perempuan berkumpul di Gedung Bhakti Raga, Jalan Raya Kertajaya Indah nomor 77, Surabaya, Minggu, 12 Maret 2023. Mereka mengikuti seminar yang bertajuk ‘Women Fight Back’.
Coach Randy (kiri) menunjukan salah satu teknik dalam Krav Maga-Pace Morris - Harian Disway-
Dalam seminar itu coach Randy Tumiwa, dibantu rekan-rekannya sesama pelatih dari Unicombat Academy memberikan materi beladiri khusus untuk perempuan. Pesertanya mulai dari remaja hingga perempuan dewasa.
Diawal Coach Randy memberikan teknik pertahanan menggunakan verbal. “Stop jangan dekati saya. Ucapkan itu secara keras dan tegas. Sambil angkat tangan kalian setinggi di depan wajah kalian,” ujar Randy kepada para peserta. Menurutnya dengan pengucapan yang keras itu bisa mengganggu psikologi orang yang akan berniat jahat.
Coach Randy juga mengajarkan bagaimana ketika para perempuan menghadapi begal yang bersenjata. Mulai dari menjauhkan sajam dari tubuh, hingga titik mana saja yang diserang. “Yang terutama mental kita harus siap dulu. Kita harus siap untuk terluka. Dan titil serang kita selalu pada bagian-bagian yang tidak bisa dilatih. Seperti mata, tenggorokan, dan kemaluan,” terangnya.
Dalam setiap pelatihan bela diri krav maga selalu mendekatkan pada kejadian yang sebenarnya. Beberapa peserta mengaku pernah mengalami kejahatan di jalanan hingga pelecehan seksual. Randy pun membagi tips untuk mencegahnya dan mengatasi serangan pelecehan.
Sementara itu ditemui usai seminar, coach Erick Danurahardja menyatakan Unicombat mengusung tema tentang perempuan, karena perempuan mudah menjadi korban kekerasan. Targetnya, meminimalisir angka kejahatan terhadap kaum hawa.
“Temanya Woman Fight Back, tujuannya mengajarkan bagaimana perempuan bisa melawan balik. Targetnya agar perempuan-perempuan di Surabaya bisa lebih tangguh dalam menghadapi kekerasan,” papar Erick.
Pada kesempatan yang sama, Thabita salah satu peserta mengutarakan, banyak hal bermanfaat yang ia dapatkan dari seminar ini. Apalagi pada seminar tersebut para peserta langsung mempraktekkan setiap teknik yang diajarkan.
“Saya rasa perlu untuk mempelajari krav maga. Apalagi seperti saya yang sering berkendara sendiri saat pulang kerja malam-malam. Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kepada kita. Untuk pencegahan aja sih,” kata perempuan yang berprofesi sebagai dokter ini.
Teknik yang diajarkan di seminar ‘Women Fight Back’ hanyalah dasar. Perlu latihan yang lebih rutin. Para peserta bisa mendalami bela diri asal Israel ini di Unicombat Academy. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: