Refleksi Hari Perempuan Internasional: Dari Latar ke Layar

Refleksi Hari Perempuan Internasional: Dari Latar ke Layar

ILUSTRASI Refleksi Hari Perempuan Internasional: Dari Latar ke Layar.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

”Tanpa wanita takkan ada bangsa manusia. Tanpa bangsa manusia takkan ada yang memuji kebesaranMu. Semua puji-pujian untukMu dimungkinkan hanya oleh titik darah, keringat dan erang kesakitan wanita yang sobek bagian badannya karena melahirkan kehidupan.” -Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah

KUTIPAN itu bukan sekadar ungkapan puitis, melainkan juga sebuah pengingat bahwa di balik setiap kemajuan, selalu ada pengorbanan perempuan. Perempuan adalah mula-mula kehidupan, pusat dari keberlanjutan peradaban. 

Namun, ironisnya, mereka kerap menjadi sosok yang paling sering diabaikan dalam sejarah. Sedemikian penting peran perempuan sehingga ada begitu banyak hari yang didedikasikan untuk mereka –seolah dunia ingin mengabadikan keberadaan mereka dalam peringatan dan perayaan.

BACA JUGA:Ibu Rumah Tangga Sukses Raup Puluhan Juta dari Afiliasi, Bagikan Tip di Hari Perempuan Internasional

BACA JUGA:Dibuat Cantik oleh Ascott, Oma-Oma Hargo Dedali Tampil Beda di Peringatan Hari Perempuan Internasional

Hari Ibu, Hari Anak Perempuan Internasional, Hari Kanker Serviks, Hari Kartini, Hari Kanker Payudara, Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, termasuk hari ini: Hari Perempuan Internasional

Rentetan peringatan itu mencerminkan betapa besar kontribusi sekaligus tantangan yang dihadapi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Dari kesehatan, pendidikan, hingga hak-hak dasar hidup mereka. 

Namun, di balik hari peringatan itu, patut direnungkan, seberapa jauh eksistensi perempuan benar-benar diakui? Apakah penghormatan terhadap mereka sebatas perayaan tahunan atau benar-benar mengubah struktur sosial yang selama ini menempatkan mereka dalam bayang-bayang?

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Perayaan Hari Perempuan Internasional 8 Maret

BACA JUGA:Peringati Hari Perempuan Internasional, Unicombat Academy Ajarkan Krav Maga

Hari Perempuan Internasional (HPI) yang diperingati setiap 8 Maret seharusnya lebih dari sekadar seremoni. Momen itu menjadi kesempatan untuk melihat kembali pencapaian yang telah diraih dan tantangan yang masih dihadapi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan –dari ketidakadilan ekonomi hingga kekerasan berbasis gender. 

Lebih dari itu, HPI seharusnya mampu menjadi ruang refleksi kolektif –apakah kita hanya merayakan simbolisme atau benar-benar berjuang untuk perubahan? Dalam ruang-ruang kehidupan, dari dapur hingga parlemen, dari latar sejarah hingga layar media, perempuan terus berupaya menegaskan eksistensinya. 

Mereka bukan sekadar tokoh pendamping, melainkan juga pilar utama yang menggerakkan masyarakat, membentuk peradaban, dan merawat keberlanjutan hidup. Lantas, apakah kita sebagai masyarakat sudah cukup memberikan ruang yang setara bagi perempuan untuk berkembang dan berkarya?

PERJALANAN PANJANG MENUJU KESETARAAN

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: