Gus Miftah: Jadilah Santri yang Mu’rob, Bukan Mabni
Gus Miftah Soal Bagi-Bagi Uang di Sleman: Saya Kan Bukan Calon-Youtube Progresif TV-
SIDOARJO, HARIAN DISWAY – Gus Miftah mengisi Mauidhoh hasanah (nasihat-nasihat yang disampaikan dengan baik) pada Malam Puncak Haul dan Harlah Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Senin, 13 Maret 2023 kemarin.
“Beli wingko bakule perawan. Perawane ayu bokonge lemu. (Beli wingko yang jual perawan. Perawannya cantik, pantatnya berisi). Hai orang Sidoarjo yang cantik dan tampan, izinkan aku mengucapkan I love you (aku cinta kamu).” Ucap Gus Miftah ketika membuka nasihatnya.
Gema shalawat bersama Habib Anis bin Idrus Syahab-Youtube Progresif TV-
Acara tersebut, dibuka dengan mauidhoh hasanah yang diisi oleh Syekh Dr. Yusri Rusydi Gabr Al-Hasani dengan penerjemah Gus Birrul Alim. Lalu disambung gema shalawat bersama Habib Anis bin Idrus Syahab.
Kompak. Malam itu jamaah meriahkan acara dengan menabur shalawat. Tak tertahankan, lafadz-lafadz itu membuat para kyai dan jamaah berlinang air mata.
Dengan gaya khasnya, mubalig tersebut menyampaikan sejumlah pesan kepada para Jamaah. Pun khususnya santriwan dan santriwati Progresif Bumi Shalawat.
Terkenal dengan gaya dakwahnya yang ramah anak muda, Gus Miftah menyampaikan nasihatnya dengan berpantun hingga melokal dengan membawa kata dancok.
Ia bercerita bahwa seorang wartawan pernah mengajukan pertanyaan kepada Gus Miftah, “Gus, kenapa kalau pengajian di Jawa Timur kok identik dengan kalimat dancok?”
Sontak saja pertanyaan itu membuat ia tersenyum. Lalu ia menjelaskan, “yang pertama, karena menurut saya dancok itu bukan kalimat kotor dan saya tahu sejarahnya.”
“Kedua, kenapa Saya ngomong dancok. Dalam rangka mempertahankan kearifan lokal. Karena sekarang semua diaku-aku Malaysia. Saya taku kalau nanti dancok juga ikut diaku-aku. Makanya saya melokal,” tambahnya.
Lagi-lagi, hal itu membuat para jamaah tertawa. Pun tak ketinggalan, pendiri Pondok Pesantren Bumi Shalawat ikut terbahak dengan kelakar-kelakar yang disampaikan Gus Miftah.
KH Agoes Ali Masyhuri, Pendiri Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat-Youtube Progresif TV-
Keturunan Kyai Muhammad Ageng Besari itu juga menceritakan apa yang dikatakan oleh Imam Malik Al-Andalusi. Bahwa isim (kata benda) itu ada dua, yakni mu’rob dan mabni. Mu’rob itu dinamis dan mabni itu statis.
“Jadilah trendsetter (penentu tren), bukan hanya follower (pengikut). Jadilah imam, jangan hanya jadi makmu dengan segala keterbatasan kita,” pesannya.
“Makanya, untuk santrinya Abah Ali tidak perlu insecure (tidak percaya diri) dengan segala kekurangan yang dimiliki. Harus percaya diri,” tutupnya. (Umaimah ‘Iffat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: