Membangun Gedung dan Iklim Akademik
CIVITAS ACADEMICA Unair menghadiri acara grundbreaking gedung Pringgodigdo.-Bagong Suyanto untuk HARIAN DISWAY-
SENIN, 27 Maret 2023, merupakan hari yang istimewa bagi Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Menjelang akhir bulan ini, telah dibuka acara groundbreaking gedung A.G. Pringgodigdo 14 lantai. Setelah dilakukan penandatanganan kontrak antara Senior Vice President Divisi Operasi Gedung PT PP (Persero) Andek Prabowo dan Pejabat Pembuat Komitmen Jasa Konstruksi dan Konsultasi Unair Angga Eka Wicaksana tanggal 1 Februari 2023, kini pembangunan gedung akan mulai dilaksanakan.
Acara groundbreaking gedung A.G. Pringgodigdo dihadiri rektor, ketua senat, sekretaris universitas, para wakil rektor, para dekan, para direktur, dekan fakultas hukum (FH), dan dosen senior di lingkungan FH Universitas Airlangga. Selain itu, hadir beberapa tamu undangan seperti ketua IKA FH Unair, para guru besar FH yang sudah purnatugas, alumni, para mahasiswa, dan undangan dari berbagai kalangan.
Semua undangan yang hadir menampakkan wajah ceria. Pembangunan gedung baru perkuliahan yang megah itu adalah mimpi lama yang diinginkan civitas academica di lingkungan FH Unair. Ini adalah pembangunan gedung perkuliahan yang diharapkan mampu mengakomodasi penambahan jumlah mahasiswa FH yang kini peringkat fakultasnya menempati urutan nomor 1 di Indonesia versi QS.
Kualitas Pembelajaran
Bagi perguruan tinggi mana pun, salah satu prasyarat yang tidak terhindarkan untuk menjamin proses belajar mengajar dapat berjalan lancar dan menyenangkan adalah ketersediaan ruang kuliah dan gedung yang layak.
Meski kegiatan belajar dalam dua tahun terakhir, yakni pada masa pandemi Covid-19, lebih banyak berjalan secara daring, kini setelah pandemi hampir berakhir, mau tidak mau kegiatan pembelajaran harus kembali ke awal: dilaksanakan secara luring.
Dari segi praktis, mungkin benar bahwa kegiatan pembelajaran online lebih mudah dilaksanakan. Meski demikian, ketika proses perkuliahan melulu hanya dilaksanakan secara daring, ternyata aktivitas kuliah pelan-pelan mengalami degradasi. Kegiatan kuliah lewat Zoom atau aplikasi yang lain berjalan tanpa suasana yang serius. Ruang kuliah menjadi kehilangan rohnya. Tidak sedikit dosen dan mahasiswa menjadi kehilangan hasratnya untuk belajar dan mencari ilmu.
Untuk membangkitkan kembali hasrat belajar pada tempatnya, pembangunan gedung baru perkuliahan seperti gedung A.G. Pringgodigdo adalah salah satu upaya untuk merevitalisi agar degradasi kegiatan belajar tidak terus berlangsung.
Di lingkungan Universitas Airlangga, selain gedung Pringgodigdo, beberapa gedung megah lain yang dimiliki, antara lain, adalah Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Tower, Gedung Kuliah Bersama Kampus C, dan lain-lain. Di bulan April 2023, menurut rencana, juga akan mulai dibangun gedung Soetandyo lima lantai yang akan menjadi pusat perkuliahan mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.
Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih dalam sambutannya menegaskan bahwa gedung perkuliahan sesungguhnya adalah sekadar sarana dan prasarana belajar. Di luar ketersediaan fasilitas fisik untuk kuliah, yang lebih penting adalah bagaimana mengisi gedung baru dengan berbagai aktivitas akademik. Gedung baru semegah apa pun, menurut Prof Nasih, yang penting adalah bagaimana diisi dan dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas yang mendukung perbaikan kualitas pembelajaran.
Pertama, jangan sampai terjadi ketika gedung baru sudah siap dipergunakan, ternyata para dosen masih lebih suka memilih kegiatan di luar kampus. Ruang guru besar, misalnya, meski disediakan senyaman dan sebagus mungkin, semuanya sia-sia jika tidak ada guru besar yang bersedia berkantor di sana untuk menerima bimbingan maupun tempat singgah sebelum mengajar. Demikian juga ruang dosen. Walaupun telah disediakan meja kursi yang nyaman, tetapi jika dosen yang ada lebih memilih mengerjakan proyek di luar kampus, menjadi komisaris, atau menjadi aktivis di luar atau yang lain, tidak ada kesempatan bagi mahasiswa untuk menyapa dan berkonsultasi.
Kedua, bagaimana gedung baru kemudian dapat diisi dengan aktivitas akademik seperti menyediakan ruang baca yang dipenuhi mahasiswa untuk belajar atau aktivitas diskusi yang hangat. Semegah apa pun sebuah gedung perkuliahan selesai dibangun, tidak akan berguna jika sepi dari berbagai kegiatan akademik. Kampus adalah habitus yang seharusnya sarat dengan aktivitas akademik yang mencerahkan dan kritis.
Ketiga, gedung perkuliahan pada dasarnya adalah simbol. Tujuan dibangunnya sebuah gedung perkuliahan yang megah adalah menstimulasi perkembangan iklim akademik atau academic culture. Tidak ada gunanya gedung dibangun jika tidak dibarengi dengan tumbuhnya iklim akademik yang mewarnai setiap aktivitas dosen, mahasiswa, maupun tenaga kependidikan. Ruang-ruang kelas yang tersedia, ruang baca yang dikembangkan, dan ruang diskusi yang disediakan, semua sia-sia jika setiap hari sepi dari aktivitas mahasiswa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: