Ideologi Vespa ala Speed Scooter Syndicate; Klasik tapi Kencang!
Komunitas Speed Scooter Syndicate melakukan riding bersama Persepsi Movement-Rully Photography-Instagram speed_scooter_syndicate_id
SURABAYA, HARIAN DISWAY - Speed Scooter Syndicate adalah sekumpulan orang-orang yang gemar memodifikasi motor Vespa menjadi mesin racing. Seperti apa kiprah mereka ya?
Speed Scooter Syndicate terbentuk pada 2016 oleh dr Bambang Wicaksono SpBP. Dokter bedah plastik pemilik Triple S Neighbourhood Cafe itu memang sangat menyukai Vespa kencang. "Dr Bambang awalnya senang nongkrong dengan para pemilik Vespa yang dimodifikasi," kata Ahmad Habibullah, running man sekaligus juru bicara Speed Scooter Syndicate, saat ditemui di Triple S Cafe, pada Senin 27 Maret 2023.
Dari situlah, Bos Gang, sapaan akrab dr Bambang Wicaksono di kalangan anak Vespa, berinisiatif membentuk komunitas Vespa kencang. Logonya bergambar kura-kura yang sedang membawa roket. "Kura-kura kan terkenal lambat. Begitu pun Vespa yang dianggap motor tua mogokan dan jalannya pelan seperti kura-kura," kata pria yang dipanggil Bebek itu.
Tapi jangan salah. Di tubuh kura-kura itu terdapat ikatan roket sedang melaju kencang yang ditali di badannya. "Hal itu membuktikan bahwa Vespa tidak lambat. Memang Vespa barang klasik. Tapi bisa dimodifikasi menjadi kencang," ujar Bebek. Dengan begitu, member yang sering disebut juga dengan Jamaah Kuro itu ingin mematahkan stigma. Bahwa Vespa tidak lambat seperti kura-kura.
Meskipun mengumpulkan para penyuka Vespa, tapi Speed Scooter Syndicate tak ingin disebut sebagai komunitas lo. "Sebab komunitas kan ada strukturnya. Di kami enggak begitu. Tidak ada yang merasa ketua, senior, dan yunior. Cuma ya tetap ada unggah-ungguh ya," ujar pria 31 tahun yang bergabung Speed Scooter Syndicate selama enam tahun itu.
Kepada para member, Speed Scooter Syndicate juga sengaja tidak menentukan jenis Vespa seperti apa yang harus digunakan. Sekali lagi, hanya Vespa kencanglah yang menjadi acuan. Minimal harus memenuhi syarat seperti kecepatan minimal yang dapat dikendarai adalah 105 kilometer per jam. "Jadi walaupun Vespa matic, klasik, tapi kalau kencang ya boleh saja. Kami ingin mengedepankan ideologi dalam ber-Vespa. Yakni membudayakan Vespa kencang," ujar pria berkacamata itu.
Logo Speed Scooter Syndicate-Dok. Pribadi komunitas Speed Scooter Syndicate-
Setiap sebulan sekali di hari Jumat, Speed Scooter Syndicate punya agenda rutin yakni touring. Menempuh rute Surabaya-Mojokerto. "Kalau Jumat malam, kami riding ke Pacet, Trawas, Mojokerto. Yang ini tidak rutin. Kalau lagi ingin tes mesin ya langsung saja jalan. Kami pilih malam karena kami tidak ingin mengganggu pengguna jalan di siang hari. Jalan juga sedikit longgar dan tidak membuat kemacetan," katanya.
Walaupun berkonsep Vespa kencang ketika melakukan riding mereka juga selalu memperhatikan aspek keselamatan pengendara dan pengguna lalu lintas lainnya. Misalnya pengendara diharuskan memakai helm full face, jaket, celana panjang, dan sepatu. Ditambah lampu terang dan sektor pengereman harus ditingkatkan.
Dengan begitu, Bebek berharap Speed Scooter Syndicate tidak membedakan Vespa. Tetap di satu atap Vespa. Terus menjaga silaturahmi serta solidaritas. "Vespa adalah tempat bermain, tempat bahagia. Tidak perlu mencari musuh di Vespa. Satu Vespa berjuta saudara," akhirnya menutup.
Pada bulan Ramadan 2023 ini, mereka siap menggelar sahur on the road. "Rutenya masih dibicarakan. Yang jelas kami ingin riding sekaligus charity di panti asuhan," ungkapnya. Kegiatan rutin tahunannya ada khitan massal gratis. "Dalam menuangkan hobi ber-Vespa, kami juga mendorong anggota untuk memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ini menunjukan bahwa anak motor tidak hanya jago di jalan. Tapi juga peduli dengan keadaan sekitar," terangnya. (Candraditya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: