Lagi, Tragedi Penembakan di Sekolah AS, Enam Tewas

Lagi, Tragedi Penembakan di Sekolah AS, Enam Tewas

ANAK-ANAK YANG PANIK dikumpulkan bareng orang tua mereka setelah insiden penembakan di Covenant School, Nashville, Tennessee, itu dirampungkan oleh kepolisian setempat.-SETH HERALD-GETTY IMAGES VIA AFP-

NASHVILLE, HARIAN DISWAY – Wabah penembakan masal seperti tak pernah mandek di Amerika Serikat. Senin, 27 Maret 2023, Audrey Hale, mantan siswa Covenant School, NASHVILLE, Tennessee, menyerbu sekolahnya itu. Enam orang tewas. Tiga siswa dan tiga staf sekolah.

Perempuan 28 tahun itu tiba sekira pukul 10.00 pagi waktu setempat. Dia membawa dua senapan serbu dan satu pistol.

Polisi mendapat laporan pukul 10.13. Aparat pun bertindak. Hale tewas ditembak.

Aparat mengakui kasus penembakan massal sangat jarang dilakukan oleh tersangka perempuan. Dan Hale ternyata adalah transgender. Terlahir sebagai perempuan, tetapi akhirnya mengubah diri menjadi lelaki.

BACA JUGA:Internet Indonesia Paling Lambat di Asia Tenggara

BACA JUGA:Sikap Presiden Jokowi Soal Penolakan Israel di Piala Dunia U-20

John Drake, Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Nashville mengatakan bahwa rencana Hale begitu detail. Dia menyusun peta rencana penembakan tersebut. Setelah itu, dia masuk dari pintu samping, menuju ke lantai satu. Di lantai dua, dia memberondongkan senapan.

Tiga murid yang berusia 8-9 tahun tewas. Yakni, Evelyn Dieckhaus, Hallie Scruggs, dan William Kinney. Staf sekolah pun juga menjadi korban penembakan. Cynthia Peak, Mike Hill, dan Katherine Koonce yang merupakan kepala sekolah.


TANGKAPAN LAYAR CCTV Covenant School di Nashville, Tennessee, Senin, 27 Maret 2023. Tampak Audrey Hale, mantan siswa di sana, memberondongkan senjata.-METROPOLITAN NASHVILLE POLICE DEPARTMENT VIA AFP-

Murid dan staf yang selamat dipertemukan kembali kepada keluarganya. "Rasanya hati ini tersentuh dan ingin menangis saat melihat para murid diantar keluar dari gedung sekolah," kata John Drake.

Kasus semacam itu bukan hal baru di Amerika. Dilansir dari CNN, tragedi penembakan massal di Amerika pada 2023 sudah mencapai 100. Hampir sepertiga penduduk Amerika Serikat percaya bahwa kejahatan berkurang jika banyak orang yang mempersenjatai diri.

Faktanya, survei tidak mengamini hal tersebut. Berdasar jajak Pew April pada 2021, warga berpendapat bahwa semakin banyak orang bisa mengakses senjata, kematian akibat senjata pun lebih sering terjadi.

Apakah regulasi kepemilikan senjata di Amerika Serikat harus diubah? Agar nantinya kejadian seperti ini tidak terulang lagi. (Maulidah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: