Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 21): Masjid Ash Shobiriin, Surabaya; Sahabat Ojol

Serial Geliat Masjid Perumahan (Seri 21): Masjid Ash Shobiriin, Surabaya; Sahabat Ojol

WAJAH BANGUNAN Masjid Ash Shobiriin di Raya Rungkut Mapan Tengah 1/FD 1-A Surabaya yang tampak megah megah setelah direnovasi pada 2014 lalu. Desain interiornya indah dengan tempat salat yang luas dan sejuk.-Erni Prasetyo-Harian Disway

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Masjid bukan hanya sebagai pusat ibadah. Tetapi juga berfungsi lain seperti pusat pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan sosial. Karena itu, takmir Masjid Ash Shobiriin bertekad untuk melayani jemaah sebaik mungkin. Melalui program-program yang memberikan manfaat.

Sore itu, 27 Maret 2023 lalu, Harian Disway ditemui Ketua Takmir Muhammad Molik Latief. ”Kami berprinsip bahwa tamir itu itu pelayan jemaah. Sehingga kita benar-benar jadi among tamu bagi jemaah,” ujar Molik, panggilannya.

Ucapannya menjadi penekanan tersendiri karena terkadang ada persepsi tentang pengurus bisa jadi ambigu. Berujung pada tindakan tanpa musyawarah. Molik ingin menegaskan bahwa mengurusi masjid harus fokus membahagiakan jemaah.

Karena itulah, masjid berdiri sejak 1984 di atas tanah seluas 500 meter persegi itu punya cara tersendiri untuk membuat jemaah nyaman. Bagaimana agar jemaah selalu ingin kembali untuk beribadah di sana. ”Takmir berusaha selalu keep in touch dengan jemaah agar merasa diberi perhatian,” terangnya.

Pada 2014, renovasi besar-besaran menjadikan masjid yang beralamat di Raya Rungkut Mapan Tengah 1/FD 1-A itu tampak megah. Desain interiornya indah dengan tempat salat yang luas dan dingin. Tersedia mukenah yang bersih dan wangi, serta toilet yang nyaman dan bersih.

Semua itu semakin mencerminkan komitmen masjid yang dimaksudkan Molik. Yakni berpusat pada manfaat untuk jemaah.

Tak sia-sialah jika masjid seluas 300 meter persegi itu dibangun dengan dana swadaya warga muslim yang menjadi minoritas di kawasan perumahan itu. ”Selama pembangunan, progress masjid selalu mengalami kemajuan,” terangnya.


DETAIL MIHRAB Masjid Ash Shobiriin yang indah (kanan) juga dengan langit-pangit yang tinggi sehingga bagian utama bangunan masjid seluas 300 meter persegi itu makin tampak megah. -Erni Prasetyo-Harian Disway

Dalam komitmen memakmurkan masjid, disiapkan beberapa program. Dari sisi pendidikan dan dakwah agama, ada kajian inspiratif khusus muslimah setiap Selasa. Setiap Ahad setelah Subuh diadakan kajian Islami. ”Di luar Ramadan, jemaah kajian ini mendapat sarapan gratis lo,” katanya.

Setiap sore, ada kegiatan TPQ untuk anak-anak dan remaja. Bimbingan baca Alquran untuk dewasa pada malam hari. Tidak sekadar fokus pada baca tulis Alquran, masjid dengan sejuta program itu punya sekolah.

Apakah itu? Yakni sekolah dasar formal yang digabungkan dengan pelajaran tahfiz atau hapalan Alquran. Kegiatan belajar mengajar berlangsung sejak pukul 07.00 pagi hingga 12.00 siang di lantai dua masjid.

Selama pandemi, masjid sempat ditutup. Tapi tetap tidak kehilangan langkah melaksanakan program. Para pengurus membagikan makanan hingga 1000 paket per hari bagi warna isoman. Dilanjut pasca-pandemi pada 2022 lalu, takmir resmi meluncurkan program Sahabat Ojol.

Bagi takmir, ojek online menjadi komunitas sasaran yang perlu dirangkul dan lebih diberi perhatian. Setelah berdialog dengan para ojol, takmir semakin yakin bahwa  masjid harus ramah pada mereka. Menjadi tempat untuk beristirahat, menimba ilmu agama, hingga mendapat rezeki.

Saat Harian Disway berada di masjid sore itu, tampak sejumlah ojol tengah beristirahat di serambi masjid sambil menunggu waktu berbuka. Ada sekitar 500 ojol yang jadi jemaah tetap masjid yang rutin datang kajian dua minggu sekali untuk menjalani bimbingan spiritual. ”Mereka kami sasar karena sering luput dari sasaran dakwah. Kurang perhatian. Oleh karena itu, kita yang memperhatikan mereka,” terang Molik.

Untuk mereka, masjid menyediakan tempat singgah dengan wifi gratis. Mereka yang sejatinya belum berdaya secara ekonomi sepenuhnya juga diberikan sembako. Selama Ramadan, disediakan takjil untuk berbuka sekaligus makan malam.

Di luar Ramadan, ojol dan musafir yang tengah menikmati istirahat di masjid boleh makan dan minum. Penyediaannya melibatkan warga dan UMKM sekitar daerah perumahan.

Menariknya, meskipun berada tepat di sebelah GPdI Haleluya, tapi sejauh ini tidak pernah mengalami konflik. Berdirinya bangunan suci kedua umat beragama di perumahan Rungkut Mapan Tengah tidak menghalangi jalannya aktivitas ibadah.

Molik menjelaskan bahwa tidak ada yang pernah merasa terganggu. Setiap kegiatan ibadah yang tengah berlangsung seakan mendapat support. ”Malah kalau kami ada event mereka menyediakan lahan parkir tambahan untuk jemaah. Begitu juga sebaliknya,” ujar takmir sejak 2014 itu.

Tampak area parkir gereja terbuka lebar. Mengantisipasi jemaah masjid yang kekurangan tempat untuk kendaraan selama berbuka hingga tarawih. Eratnya toleransi semakin menambah indahnya keberagaman umat beragama yang hidup berdampingan.


MENU BERBUKA yang disediakan selama Ramadan untuk siapa saja yang datang. Penyediaannya melibatkan warga dan UMKM sekitar daerah perumahan. -Erni Prasetyo-Harian Disway

Melihat kenyataan itu, Molik sendiri, senang dapat menjadi bagian dari takmir yang berupaya memakmurkan masjid dan membahagiakan jemaah dengan semua program. ”Semoga semua pengurus masjid dapat terus mengembangkan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga melakukan pemberdayaan ekonomi dan sosial,” harap Molik. (Hendrina Ramadhanti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: