Juang Flutes yang Mendunia itu Ternyata Dari Bangkalan

Juang Flutes yang Mendunia itu Ternyata Dari Bangkalan

Robi Akbar memainkan seruling jenis extrem ocarina berkonsep tengkorak kepala kerbau di Kediamannya Juang Flutes, Bangkalan,Madura, Jawa Timur Kamis (6/4/2023).-Moch Sahirol Layeli -

Juang Flutes Crafting sudah menembus pasar dunia. Alat musik tiup dari bambu, kayu atau tanduk kerbau itu rupanya buatan Bangkalan, Jawa Timur.

--

 

Samar merdu bunyi harmonis flutes berhasil membawa suasana damai meredam terik Bangkalan Madura. Bunyi itu berasal dari salah satu rumah di kompleks perum Soka Park, Bilaporah, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan.

 

Di Rumah tipe 21 itu,  suling yang sudah mendunia itu dibuat. Segera kami memasuki rumah tersebut. Siang itu pukul 11.00 WIB, Sabtu, 6 April 2023.

 

Nadanya tidak asing ditelinga. Itu lagu Tondu’ Majang, lagu daerah Madura. Alunan merdu itu bersumber dari pria paruh baya yang sedang memuput flutes dengan bentuk yang unik. Bentuk tengkorak kepala kerbau yang digunakan pada seruling tersebut memberikan kesan yang kuat dan berbeda dari seruling pada umumnya. Membuat kami semakin tertarik.

 

Ia adalah Robi Akbar pemilik Juang Flutes. Melalui harmoni bunyi flutes yang ia mainkan, itu berhasil sampaikan makna dari lagu tondu’ majang. Tabiat hidup pantang menyerah masyarakat Madura, begitu substansi pesan lagu tersebut.

 

Pria berwajah tegas itu memakai kaos singlet dengan gambar wajah seorang indian apache serta terdapat guratan tato di lengan kirinya. Tampil nyeni.


Robi Akbar memainkan seruling ganda atau Drone Flutes di kediamannya Juang Flutes, Bangkalan, Madura, Jawa Timur Kamis (6/4/2023).-Moch Sahirol Layeli -

Ketika kami masuk ke dalam ruang tamunya, ia menyambut kami. Di dalam ruangan tersebut, terdapat banyak suling karya Juang Flutes yang bermacam-macam bentuk tersusun rapi di dinding. Sangat artistik dan menampilkan nuansa seni yang kuat. 

 

Juang Flutes tidak hanya memproduksi suling dengan bentuk tradisional yang panjang dan terbuat dari bambu. Namun, mereka juga pakai dahan dan tanduk. 

 

Seperti Native American Flutes yang berbentuk panjang dengan ukiran floral dan berbagai ornamen yang indah. Ocarina Flutes, suling tabung dengan bentuk yang unik seperti tengkorak hewan kepala kerbau dan burung hantu.

 

Ada juga Drone Flutes yang memiliki dua lubang di bagian bawahnya. Semua bentuk suling ini memiliki ciri khas dan keunikan masing-masing. membuatnya sangat menarik untuk dikoleksi bagi para pecinta alat musik tiup.


Beberapa koleksi seruling milik Juang Fluites yang dipajang ditembok rumah Robi Akbar, Bangkalan, Madura, Jawa Timur Kamis (6/4/2023). -Moch Sahirol Layeli -

Roby mengatakan, seruling buatannya merupakan perpaduan dari model suling yang berasal dari berbagai negara di dunia. Menurutnya, pasar sudah terlalu banyak dipenuhi suling konvensional. Oleh karena itu, ia mencoba mengembangkan kreativitasnya dengan menciptakan suling dengan gaya baru, yang merupakan perpaduan dari berbagai model suling yang ada di dunia.

 

“Berawal dari memberanikan diri mengawinkan kebudayaan. Seperti suling Indonesia dengan suling luar negeri. Slovakian flutes dengan Native American Flutes. Lahirlah flutes autentik Juang Flutes,”  jelas pria kelahiran Lampung tersebut.

 

Roby Akbar atau biasa dipanggil mas Obi memulai Juang Flutes pada tahun 2018 karena hobinya membuat suling. Yang menarik, ia belajar secara otodidak tanpa melalui pendidikan formal. Suling buatannya berhasil merebut posisi yang kompetitif di pasar global.

 

Produk suling Juang Flutes telah tersebar di berbagai benua, termasuk Asia, Eropa, dan Amerika. Bahkan mereka telah memiliki reseller di beberapa kota besar di dunia seperti New York, Atlanta, California, Paris, dan Berlin.   

 

“Rata-rata customer kami berasal dari para kolektor dan komunitas healing,” ucapnya. 

 Kesuksesan Juang Flutes membuktikan bahwa kreativitas dan dedikasi dapat menghasilkan produk yang memiliki daya tarik dan kualitas yang diakui di pasar global.


Robi Akbar (44) memainkan seruling Native American flute di kediamannya Juang Flutes, Bangkalan, Madura Jawa Timur Kamis (6/4/2023).-Moch Sahirol Layeli -

Seruling buatan Juang Flutes terbuat dari berbagai jenis dahan kayu dan tanduk. Jati, akasia, mangga, nangka, bahkan ada pula yang terbuat dari benalu pohon mangga.  

 

“Ya kami buat dari kayu-kayu bekas yang berserakan di belakang rumah. Hanya butuh modal kurang lebih 100 ribu rupiah kami bisa jual hingga jutaan rupiah,” ucap Obi.

 

Harga jual perseluring buatan Juang Flutes berkisar antara 150 dolar hingga 500 dolar. Jika dirupiahkan, harga tersebut setara dengsn dua juta hingga tujuh juta rupiah. Semua itu tergantung dengan bahan, skala, dan tingkat kesulitan pembuatan setiap flutes.

 

Nama Juang Flutes berasal dari nama anak keempat Roby, yang bernama Perjuangan Akbar. Menggambarkan sebuah struggle hidup, gigih dan berjuang keras untuk bertahan hidup di tengah tantangan yang sulit. 

 

Obi percaya bahwa seorang seniman harus berani menciptakan sesuatu yang baru dan percaya diri dalam menampilkan karyanya. Ia memberdayakan pemuda setempat sebagai crafter Juang Flutes dan sering mengadakan workshop pembuatan seruling.


Robi Akbar memainkan seruling jenis extrem okarina berkonsep tengkorak kerbau di kediamannya Juang Flutes, Bangkalan, Madura, Jawa Timur Kamis (6/4/2023).-Moch Sahirol Layeli -

Ia berharap dan mendorong seniman Bangkalan untuk berani memerkan karyanya di kanca internasional.

 

“Buat apa kita hanya hebat di kampung halaman saja, berani menunjukkan karya lingkungan sekitar saja. Ayo kita bareng-bareng keluar. Jangan ngumpet di Bangkalan sendiri,”  tegas bapak empat anak tersebut.

 

Bagi anda yang tertarik ingin meminang flutes atau ingin belajar membuat flutes. Anda bisa mengunjungi akun Instagram @juangflutes. (Alfian Nur Riski)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: