Geliat Bangun Kota Reog: Problem Tambang di Ngebel (9)

Geliat Bangun Kota Reog: Problem Tambang di Ngebel (9)

Jalan Lingkar Telaga Ngebel rawan longsor saat musim penghujan.-Boy Slamet/Harian Disway-

Ada persoalan besar yang menjadi batu sandungan dalam upaya memuluskan akses ke Ngebel. Penambangan pasir merusak alam dan jalan. Tonase truk melebihi ketentuan. Bahkan saat tim penulis datang ke Telaga Ngebel, terdapat sejumlah titik yang mengalami longsor dan masih dalam proses perbaikan.

“Ngebel pada RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang baru, bukan wilayah tambang. Kami tetapkan sebagai kawasan wisata dan konservasi,” ujar Kang Giri, sapaan akrab sang bupati. Namun kabupaten sudah tak punya kewenangan menghentikan perizinan tambang itu. Perizinan ditarik ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 

Secara normatif, Sugiri dibuat tidak berdaya dalam menghentikan kegiatan penambangan pasir yang tersebar di Kecamatan Ngebel dan Jenangan. Di sisi lain, banyak penambang yang tidak menjalankan kewajibannya untuk mereklamasi titik penambangan. Makin lengkaplah ’’penderitaan’’ alam Ponorogo.

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Reuni Akbar Seniman Tagih Janji Kemendikbud (5)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Pemuda Gembong Bawono (6)

“Saya angkat tangan dengan banyaknya pertambangan di Ngebel ini. Truk pasir setiap hari berenteng-renteng. Seberapapun kuatnya infrastruktur jalan dibangun pasti akan rontok karena setiap hari puluhan truk bermuatan pasir itu melintas,“ kata Kang Giri saat pelantikan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ponorogo periode 2022-2025.

Saat wawancara di Pendapa Ponorogo, 6 April 2023, Sugiri mengatakan bahwa Ponorogo adalah “pecahan surga” dengan kekayaan alam melimpah. Tanpa upaya lebih, rakyatnya pasti bisa makan dan hidup cukup.

Namun, ia menyadari mengeruk kekayaan alam sebanyak-banyaknya bukanlah pilihan tepat. Ada dampak lingkungan yang harus dibayar generasi penerus. Karena itulah ia berupaya menertibkan pertambangan di wilayahnya. “Jabatan bupati ini sementara. Saya enggak mikir bagaimana nyari duit sebanyak-banyaknya untuk nyalon lagi. Sorry (maaf), saya enggak begitu,” ucap bupati yang dilantik pada 26 Februari 2021 itu.


Telaga Ngebel mendapat atensi besar dari Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.-Boy Slamet/Harian Disway-

Sugiri ingin meninggalkan jejak dan peninggalan jangka panjang. Dua di antaranya adalah mewujudkan Monumen Peradaban Reog Ponorogo di Sampung dan mengembangkan kawasan wisata di Ngebel.

Kang Giri sudah berhasil membereskan masalah tambang di Sampung. Memang masih ada penambang skala kecil yang diberi toleransi. Namun, paling tidak sudah tak ada ledakan dinamit di sana. Dengan begitu, Proyek Monumen Peradaban Reog Ponorogo bisa mulai dikerjakan. Pelan-pelan Sugiri menyadarkan bahwa konsep wisata dan konservasi alam lebih penting dan menguntungkan dari hasil tambang yang dinikmati segelintir orang. 

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Bersaing dengan Bantul dan Solo (7)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Orkestra Alam Telaga Ngebel (8)

Tugas selanjutnya adalah membereskan masalah yang sama di Ngebel. Alam sudah terusik. Kawasan Ngebel dilanda longsor setahun belakangan. Tanpa kesadaran bersama, yang mereka dapatkan adalah bencana. (Salman Muhiddin)

Mengembangkan SDM Desa Wisata, baca besok… (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: