Geliat Bangun Kota Reog: Problem Tambang di Ngebel (9)
Jalan Lingkar Telaga Ngebel rawan longsor saat musim penghujan.-Boy Slamet/Harian Disway-
Jalan menuju ke Telaga Ngebel memang relatif lebih baik ketimbang dua tahun lalu. Namun masih ada titik kerusakan di area Gunung Wilis itu. Tepatnya di kilometer terakhir yang mendekati telaga. Keberadaan truk-truk penambang pasir yang melebihi tonase jadi sumber masalah.
—
JALAN mulus ke Telaga Ngebel berubah jadi jalur penuh rintangan. Aspalnya berubah jadi jalan berbatu yang membuat kendaraan melaju pelan. Sesekali mobil yang dikendarai tim penulis berpapasan dengan truk jungkit atau dump truk yang mengangkut pasir batu (sirtu).
Di sebelah sisi barat jalan, terdapat jurang dengan bukit-bukit hijau yang indah. Sayang keindahan itu terganggu dengan aktivitas penambangan. Terlihat dengan jelas, salah satu bukit yang sudah terkeruk separo. Sirtunya sudah ditambang selama puluhan tahun dan masih berlangsung sampai sekarang.
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Magnet Monumen Peradaban Reog Ponorogo (1)
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Ubah Desain Monumen Peradaban (2)
Pada Lebaran 2022, Bupati Sugiri Sancoko menghadiri acara Gebyar Reog Telaga Ngebel yang dikemas dengan acara halalbihalal. Secara terbuka ia meminta maaf ke masyarakat Ngebel karena banyak akses jalan yang rusak. “Selama njenengan (andal) mengangkat saya jadi bupati, saya belum memuaskan hati panjenengan. Jalan-jalan masih rusak,” ucap yang berdiri di depan seniman reog dan warga setempat.
Warga langsung menjawabnya dengan kompak. “Nggih (betul, Red),” sahut mereka. Sugiri melanjutkan, bahwa hari itu ia baru dilantik selama setahun. Program perbaikan jalan baru bisa dijalankan di pertengahan 2022 hingga 2023.
Bupati Sugiri Sancoko menyidak jalan mulus yang rusak lagi karena banyaknya truk melanggar tonase.-Pemkab Ponorogo-
Warga diminta bersabar. Jalur Semanding-Ngebel bakal mulus. Hal itu tak bisa ditawar karena ia memberikan atensi besar pada pengembangan wisata Ngebel. “Tidak perlu lebar, Sing penting alus disik (yang penting halus dulu,Red),” jelas bupati Ponorogo 2021-2024 itu.
Di acara itu Sugiri juga berterima kasih atas dedikasi seniman reog asal Ngebel yang mau ikut orasi budaya selama sebulan penuh di Alun-alun Ponorogo. Mereka ikut berpartisipasi dalam gerakan protes ke pemerintah pusat karena Reog tak jadi diusulkan Warisan Budaya Takbenda (ICH) Unesco.
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Sampung Bone Culture Jadi Bagian Monumen (3)
BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Stop Ledakan di Gunung Sampung (4)
Mereka tidak dibayar, namun mau turun gunung setiap hari. Sugiri mengucapkan parikan dalam bahasa Jawa: Lemah teles, Gusti Allah sing mbales. Segala sesuatu entah baik atau pun buruk, Tuhan-lah yang akan membalas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: