Surabaya Terendam Lagi, Cuaca Ekstrem Masih Lanjut Hingga Mei

Surabaya Terendam Lagi, Cuaca Ekstrem Masih Lanjut Hingga Mei

Tanggul di kawasan Kembang Kuning, Surabaya, yang jebol karena curah hujan sangat tinggi pada JUmat, 28 April 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway-

SURABAYA, HARIAN DISWAY – Hujan deras mengguyur Kota Surabaya sejak Jumat siang, 28 April 2023. Terutama di wilayah selatan dan barat. Bahkan dinding penahan di Kali Pakis dan Gunung Sari jebol tak kuat menahan luapan air sungai.

 

Akhirnya, air meluber ke ruas jalan. Salah satu yang terparah di Jalan Mayjen Sungkono. Ketinggian air mencapai 30-60 centimeter.

 

Banyak kendaraan yang terjebak. Motor dan mobil yang terparkir di kawasan pertokoan pun terendam. Bahkan air juga menggenangi ruko-ruko.

 

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Surabaya Lilik Arijanto menjelaskan, ketinggian tanggul yang jebol itu 20 meter. Pembuangan air dialihkan ke selatan. "Makanya, air agak menggenangi jalan," jelasnya, Jumat, 27 Mei 2023.

 

BACA JUGA : Antisipasi Banjir Tambak Wedi, Warga dan DLH Kerja Bakti Sambil Puasa

BACA JUGA : Hujan Deras Guyur Surabaya, Dinding Penahan Kali Pakis Roboh

 

Air yang merendam Jalan Mayjen Sungkono bisa surut setelah dua jam. Air dialirkan ke dua arah. Ke selatan menuju pompa Gunung Sari dan ke utara menuju Jalan Banyu Urip. Saat ini, ungkap Lilik, pihaknya sedang berupaya untuk membuang genangan air. Satgas sedang mengirim alat penutup dinding saluran tanggul yang jebol.

 

Selain itu, sejumlah unit mobil pemadam kebakaran sempat diturunkan di kawasan yang sama. Tentu untuk menyedot air yang memenuhi ruas jalan. Unit juga disebar ke Simo Hilir, Wiyung, hingga Banyu Urip.

 

Sebetulnya, Pemkot Surabaya sudah mengebut proyek penanganan banjir sejak Oktober 2022. Terutama untuk mengantisipasi banjir akibat cuaca ekstrem yang diprediksi mulai awal tahun. 

 

Fokusnya, pengerjaan konektivitas gorong-gorong di 55 lokasi rawan banjir. Bahkan menghabiskan anggaran Rp 465 miliar. Sayang, proyek itu cuma mencakup wilayah pusat kota. 

 

Sebagian proyek berada di Jalan Basuki Rahmat, Jalan Panglima Sudirman, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Kayoon, Jalan Kenari, dan Jalan Embong Kenongo. Di beberapa lokasi jalan yang berdekatan itulah dibuat saluran simpang dengan pemasangan box culvert (beton bertulang segi empat). 

 

"Jadi belum sampai melebar ke wilayah lain. Dan anggaran itu memang cukup kecil," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Surabaya Aning Rahmawati. Tahun ini, porsi anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan banjir diperbanyak. Yakni mencapai Rp 846 miliar. 

 

Politikus PKS itu mengatakan persoalan banjir di Jalan Mayjen Sungkono memang klasik. Lantaran kawasan itu termasuk dataran rendah dan saluran air juga kecil, terutama di Darmo Park II.

 


Pemotor melewati Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, yang tergenang, Jumat, 28 April 2023.-Elvina Talitha Alawiyah-Harian Disway-

 

Pemkot bukan tak mau memperbaiki dan memperlebar saluran. Tetapi, kata Aning, pemilik Darmo Park II tak berkenan. Dan pemkot juga tak bisa memberi tindakan lantaran mereka belum kena aturan rekomendasi drainase.

 

"Karena bangunan itu didirikan jauh sebelum perda dan perwalinya ada. IMB mereka juga begitu," lanjut Aning. Efeknya, begitu hujan lebat, daya tampungnya jebol. Padahal, paling efektif dengan membuat long storage di bawah Darmo Park II. Bisa menampung air dalam jumlah yang banyak sebelum disalurkan ke drainase.

 

Hingga kini, pemkot dan DPRD Kota Surabaya masih berusaha berkomunikasi dengan pihak pengembang. Yakni supaya berkenan memberi tempat untuk membangun penampungan itu. "Cuma itu yang paling mudah. Kami sudah komunikasikan sejak lama, tapi belum juga ada kesepakatan," kata Aning.

 

Saat ini pemkot tengah menyelesaikan proyek penanggulangan banjir di lima titik rayon. Tentu, jumlah itu masih sangat sedikit. Mengingat ada 118 titik rawan genangan di kota Surabaya. "Intinya, harus menyelesaikan koneksitas antara saluran kota dan lingkungan, dari yang primer seperti sungai ke saluran kota," jelas Aning.

 


-Ilustrasi: Annisa Salsabila-Harian Disway-

 

BMKG sudah memprediksi bahwa puncak cuaca ekstrem itu berlangsung sepanjang April hingga awal Mei. Terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. BMKG pun mengimbau para pemudik untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian. 

 

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, cuaca ekstrem adalah fenomena alam yang tidak normal dan tidak lazim. Biasanya ditandai kondisi curah hujan tinggi, arah dan kecepatan angin tinggi, suhu udara, dan kelembapan udara. 

 

"Cuaca ekstrem ini dapat berpotensi menimbulkan bencana, meskipun tidak selalu kejadian cuaca ekstrem dapat menimbulkan bencana," ucap Dwikorita dalam keterangan resmi dikutip laman BMKG. Bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi basah. Baik banjir bandang dan tanah longsor.

 

Sepanjang April ini tercatat sebanyak 86 kejadian. Total mencapai 835 kejadian sepanjang 2023. Itu sudah mencakup kebakaran hutan dan lahan, abrasi, gempa bumi, maupun erupsi.

 

"Saat ini wilayah Indonesia memang sedang memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau," jelas dia. Artinya, kondisi cuaca bisa dengan tiba-tiba berubah. Baik dari panas ke hujan atau sebaliknya, karena arah angin bertiup sangat bervariasi. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: