Geliat Bangun Kota Reog: Menjaga Petani Tetap Untung (19)

Geliat Bangun Kota Reog: Menjaga Petani Tetap Untung (19)

Petani Desa Singgahan Suparti dan Wiyati pulang ke rumah setelah seharian di sawah, 1 Mei 2023.-Salman Muhiddin/Harian Disway-

Yang diharapkan, pemerintah bisa menjaga harga gabah kering panen (GKP) lebih masuk akal. Dengan begitu, kehidupan petani lebih terjamin.


Kekayaan alam Kecamatan Pulung Ponorogo dengan produk andalan padi. -Boy Slamet/Harian Disway-

Kateno lebih beruntung. Sumber air di Pulung begitu melimpah. Kondisi itu tak dirasakan petani yang mengandalkan pompa air di wilayah dataran rendah Ponorogo. Ongkos pengeboran sumur dan biaya listriknya makin membebani biaya produksi. “Wilayah sini juga masih untung. Enggak ada hama tikus,” lanjutnya. 

Selain Kateno, ada juga Boiman. Sawahnya ditanami rumput gajah untuk kebutuhan sentra sapi perah di Desa Banaran. Lebih dari 30 peternak sudah menjalin kemitraan dengan perusahaan besar: Nestle. “Sebulan Rp 2,7 juta. Enggak perlu pupuk. Enggak perlu nandur (menanam, Red). Dipanen tukul dewe (tumbuh sendiri, Red),” jelas petani kelahiran 1970 itu.

Sebelum menekuni rumput gajah, Kateno adalah petani durian. Punya 100 pohon namun sulit berbuah. Tidak seperti daerah Ngebel di kecamatan sebelah. Seluruh pohon itu kini sudah ditebang. Boiman lebih memilih rumput gajah yang sudah pasti menghasilkan. 

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Sunarto, Jenderal UMKM Ponorogo (14)

BACA JUGA:Geliat Bangun Kota Reog: Program Sate Kopok Lahirkan UMKM (13)

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyebut Ponorogo adalah secuil surga yang jatuh ke bumi. Menanam rumput pun bisa jadi penghasilan. Namun, ia menyadari bahwa penghasilan petani masih kurang layak. “Ngerti, aku. Wong, aku anake (saya anaknya, Red) petani,” ujar Kang Giri kepada tim penulis.

Karena itu Pemkab menyebar bantuan cultivator (traktor mini), hand tractor, dan combine harvester (mesin panen) ke seluruh kelompok tani. Pemkab juga memberikan bantuan mesin rajang tembakau, hingga sepeda motor roda tiga kepada penerima manfaat. 

Untuk mengatasi krisis air, pemkab juga membangunkan 250 sumur dalam. Sudah terealisasi nyaris separonya. “2024 beres semua,” janji pria kelahiran Sampung, Ponorogo, 52 tahun silam tersebut.

Masalah pupuk, Sugiri menyadari bahwa pembatasan dari pemerintah tidak bisa dihindari. Penggunaan bahan kimia di bumi pertiwi sudah terlalu banyak. “Kami menggandeng Universitas Brawijaya untuk membuat pupuk organik. Mereka juga mendampingi petani supaya tidak tergantung ke bahan kimia,” lanjutnya.


Gepyok padi dengan peralatan sederhana masih dipertahankan petani Desa Banaran, Pulung, Ponorogo, 1 Mei 2023. -Boy Slamet/Harian Disway-

Sugiri punya tugas mempertahankan Ponorogo sebagai lumbung pangan nasional. Yang penghasilan padinya nyaris 500 ribu ton per tahun. Ada 140 ribu orang yang tergabung di 1.900 kelompok tani. 

Kucuran keringat ratusan ribu petani itu menghidupi Ponorogo. Bikin kenyang rakyat Indonesia. Siapa tahu sepiring nasi sarapan Anda juga berasal dari bumi reog. (Salman Muhiddin)

Peran Vital PDAM Tirta Katong, baca besok…(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: