Bahan Baku di Lampung Melimpah, Kadin Jatim Jajaki Kerjasama Wood Pellet

Bahan Baku di Lampung Melimpah, Kadin Jatim Jajaki Kerjasama Wood Pellet

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat hadir di misi dagang dan investasi antara Pemprov Jatim dan Pemprov Lampung.--

KABAR baik dibawa delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur di Misi Dagang dan Investasi bersama Pemerintah Provinsi Jatim ke Provinsi Lampung.

Ada sejumlah kerjasama yang bakal dilakukan. Salah satunya yang cukup seksi adalah terkait penyediaan bahan baku energ biru untuk industri, wood pellet.

"Alhamdulillah, kepergian kami ke Lampung tidak sia-sia. Ada banyak potensi yang bisa disinergikan. Selain perdagangan, ada pertanian, rempah, perikanan, dan juga bahan baku industri," ujar Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto lewat rilis yang dibagikan ke Harian Disway, Rabu 10 Mei 2023.

Dari hasil pertemuan dengan pengusaha Lampung, anggota Kadin Jatim tidak hanya mampu membukukan transaksi perdagangan, tetapi juga kerjasama di bidang pertanian, perikanan dan penyediaan bahan baku industri arang serta wood pelet.

Adik mengatakan, bahan baku arang di Lampung sangat berlimpah. Didapatkan dari pohon karet yang sudah tidak produktif dan telah ditebang. Ada juga dari batok kelapa yang cukup berlimpah.

"Di sana bahan baku arang berupa katu dibuang. Padahal disini banyak yang mencari, jadi rebutan. Makanya kami akan melalukan survei kembali, menghitung investasinya," kata Adik.

Bahan baku arang atau wood pelet memang sangat dibutuhkan di Jatim. Pengusaha Jatim akan melalukan perhitungan, apakah bahan baku tersebut akan diproses di Jatim, ataukah akan diproses di sana. 

"Kalau diproses di sini, biaya produksi menjadi lebih mahal. Kalau diproses di sana, nanti kita akan ekspor melalui pelabuhan di Lampung, sehingga biaya produksi tidak membengkak," tambah Adik.

Kadin Jatim bisa saja berinvestasi di sana dengan mendatangkan peralatan. Tapi, kata Adik, hal itu masih dihitung bersama para pengusaha.

"Karena permintaan arang dan wood pelet dari luar negeri sangat banyak, di antaranya dari Jepang dam Korea. Sedangkan bahan baku minim sehingga pemesanan hanya bisa dipenuhi setelah 6 bulan," ujar imbuh  Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Jaringan Usaha Antar Provinsi Diar Kusuma Putra.

Sementara itu, kerjasama di sisi pertanian juga bakal digagas. Lampung saat ini membutuhkan benih yang sangat besar. Mulai dari benih padi, jagung atau benih komoditas pertanian lainnya. Suplai benih di Lampung selama ini masih sangat kurang.

"Juga pupuk, Lampung masih kurang. Ini nanti kita sinergikan bersama agar kebutuham di sini bisa terpenuhi dari sana dan kebutuham di Lampung bisa kita penuhi dari sini. Kita perkuat hubungan kerjasama saling menguntungkan ini," kata Diar. 

Diar menambahkan, terkait perikanan, di Lampung juga ada dua perusahaan perikanan yang memiliki tambak udang terbesar di Indonesia, atau bahkan di Asia Tenggara. Produksi udang Vanamei mereka sangat melimpah.

"Biasanya ini untuk memenuhi kebutuhan ekspor dan dalam negeri, diantaranya ke beberapa provinsi di Sumatra dan DKI Jakarta. Ini semua kita jajaki," kata Diar.

Sumber: