Simbiosis Mutualisme Dunia Industri dan Perguruan Tinggi

Simbiosis Mutualisme Dunia Industri dan Perguruan Tinggi

SEBANYAK 50 anggota Senat Akademik Universitas Airlangga mengadakan rapat pleno pada 15 Mei 2023. - Pusat Komunikasi dan Informasi Publik Unair untuk Harian Disway-

INSTITUSI pendidikan dan dunia industri adalah dua entitas yang saling menyapa dan perlu terus bekerja sama. Salah satu kebutuhan dasar dunia industri yang tidak terelakkan adalah pasokan atau dukungan dari para lulusan dan sumber daya manusia dari perguruan tinggi. Tidak mungkin dunia industri mampu bertahan dan berkembang bila tidak didukung sumber daya manusia yang berkualitas yang berasal dari perguruan tinggi.

Di hari terakhir Rapat Pleno Senat Akademik Universitas Airlangga, tepatnya 17 Mei 2023, salah satu acara penting yang dilaksanakan adalah penandatanganan MoU antara Universitas Airlangga dan dunia industri. Terutama kerja sama dengan PT Nusatama Properta Panbil. 

Penandatanganan MoU itu adalah tindak lanjut dari acara Hannover-Messe 2023 yang dibuka Presiden Joko Widodo pada 16 April 2023. Indonesia yang menjadi country part acara Hannover-Messe membuka paviliun yang besar, sekitar 3.000 meter persegi, dan didukung sekitar 200 peserta, termasuk lima perguruan tinggi. Yakni, Unair, ITB, UGM, UI, dan Unsyiah.  

Universitas Airlangga yang merupakan satu di antara lima perguruan tinggi yang diundang ke Hannover, dalam acara di Hannover-Messe, telah berkomunikasi dengan sejumlah pelaku dunia industri. PT Nusatama Properta Panbil yang juga hadir dalam acara di Hannover sepakat untuk menindaklanjuti pertemuan awal dengan kerja sama resmi yang ditandatangani di Hotel Western Premier Panbil, Batam.

 

 

Simbiosis Mutualisme

Dalam sambutan di acara penandatanganan MoU, Rektor Universitas Airlangga Prof Muhammad Nasih menyampaikan antusiasme dan arti penting dari kerja sama yang dilakukan. Kerja sama tersebut tentu bukan sekadar kegiatan seremonial yang selesai setelah acara penandatanganan MoU, melainkan yang terpenting adalah bagaimana menindaklanjuti MoU dengan kegiatan nyata di lapangan.

Sebagai perguruan tinggi ternama di Indonesia, rektor Universitas Airlangga menyampaikan bahwa ada banyak potensi Universitas Airlangga yang dapat ditawarkan kepada dunia industri. Universitas Airlangga memiliki banyak sumber daya manusia dan lulusan yang memiliki keahlian di bidang data sains, semikonduktor, engineering, tourism, rekayasa sosial, termasuk upaya pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan tridarma perguruan tinggi, Universitas Airlangga memiliki peluang untuk mengembangkan berbagai kegiatan, termasuk bekerja sama dengan dunia industri.

Dunia industri di Batam yang bertujuan mengembangkan green technology industry and tourism yang ramah lingkungan tentu akan dapat bersinergi dengan perguruan tinggi yang memiliki kompetensi mewujudkan tujuan itu. Perguruan tinggi dan dunia industri tidak mungkin berjalan sendiri-sendiri. Dua entitas itu dapat bekerja sama dalam berbagai bidang. Misalnya, dalam pelaksanaan program CSR, pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia, dan lain-lain, termasuk pelaksanaan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).

Untuk mewujudkan kerja sama yang solid antara perguruan tinggi dan dunia industri, harus diakui bukan hal yang mudah. Mengacu pengalaman selama ini, tindak lanjut MoU sangat membutuhkan komitmen dari kedua pihak atau semua pihak yang sepakat bekerja sama. Tidak mungkin kerja sama yang dijalin dapat berjalan lancar jika kedua pihak tidak sama-sama mendapatkan manfaat yang nyata.

Sebagai pelaku dunia usaha yang berorientasi pada keuntungan, sudah barang tentu tidak mungkin dunia industri sepenuhnya menekankan tujuan sosial. Dunia industri niscaya membutuhkan pasokan tenaga kerja yang mumpuni. Dunia industri memiliki dana untuk mendukung pelaksanaan program CSR, tetapi di sisi lain wajar jika mereka juga berharap agar kegiatan CSR yang dikembangkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. Tujuannya, masyarakat lokal mendukung keberlangsungan kegiatan usaha yang dilakukan. 

Dengan memahami apa kebutuhan dan kepentingan dunia industri seperti itulah, kehadiran perguruan tinggi dapat mengisi dan mendampingi apa yang dilakukan dan menjadi tujuan dunia industri. Dunia industri yang mengembangkan program CSR di luar core bisnis yang ditekuni tentu akan terbantu dengan kehadiran perguruan tinggi yang memiliki keahlian dan sumber daya yang mumpuni. 

Tidak mungkin berharap dunia industri dituntut sukses mengembangkan program CSR jika mereka masih disibukkan dengan urusan bisnisnya. Dengan menjalin MoU dengan perguruan tinggi, diharapkan dapat dikembangkan kerja sama yang sifatnya simbiosis mutualisme antara kedua pihak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: