Tim 1 dan 4 Akhiri Tugas, Tim 2 dan 3 Masih Lanjut

Akhirnya, ia mengambil inisiatif dan mengedukasi warga tentang bahaya terumbu karang bila rusak. Termasuk ancaman kepunahan ikan-ikan hias di laut tersebut. ”Akhirnya masyarakat sadar dan ikut berperan mengembalikan ekosistem laut,” paparnya.

JURI dari akademisi Unair Yusuf Ernawan (kiri), Kasdim 0825 Banyuwangi Mustohir W.S., babinsa Desa Wangsring Serma M. Nurhadi, dan Ketua Tim Juri Taufiqur Rahman sedang mengobrol santai di Bangsring Underwater, Banyuwangi. -Rozaq-

Sampai akhirnya, warga setempat juga sudah tidak lagi berburu ikan hias. Hasilnya, di lokasi setempat kini muncul wisata baru. Menyelam sembari menikmati keindahan dalam laut.

Sementara itu, babinsa satunya tidak bisa dianggap remeh. Widi yang menjadi babinsa di Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari, itu menjalankan program pupuk organik. Kualitasnya bukan kaleng-kaleng karena perusahaan Pupuk Kaltim sedang menjajaki bekerja sama dengan desa binaan Widi tersebut.

Taufiq, ketua tim 3, mengatakan bahwa sebenarnya timnya sudah ada di kota terakhir penugasan. Tapi, karena kemoloran jadwal timnya, ada beberapa babinsa yang harus atur ulang penjurian. Yang satunya karena tidak bisa dilakukan penilaian terkait dengan tanggal libur nasional dan satunya lagi karena ada keperluan lain.

Rencana Taufiq, sepulang dari Banyuwangi, pihaknya akan pulang ke Surabaya lewat Jember. Ada babinsa Sertu Uyun Salrofi’u dari Kodim Jember yang belum sempai didatangi. ”Jadwal kunjungan kami pada tanggal merah dan sulit menghadirkan siswa yang belajar bahasa Inggris kepada babinsa ini,” tandas Taufiq.

Selain Jember, tim itu akan melintas di Pasuruan dan mendatangi Desa Watu Lumbung, Kecamatan Lumbang. Di sana tim akan menilai program Kopda Budi Rinarto dengan penanaman durian di tanah tandus dengan biopori. ”Menanam durian dikombinasi dengan biopori cukup menarik untuk kita lihat. Katanya, program ini berhasil dan kami ingin memastikannya,” terang Taufiq. (Noor Arief) 

 

Sumber: