Siap Menjadi Jurnalis Andal Lewat Program Magang Harian Disway

Siap Menjadi Jurnalis Andal Lewat Program Magang Harian Disway

Peserta program magang Disway Intership Program III----

HARIAN DISWAY - Disway Internship Program (DIP) sudah banyak terdengar di kampus saya: Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Terutama jurusan Komunikasi. Saya mencoba daftar untuk Batch III, rupanya diterima. Dari sanalah petualangan jurnalistik itu dimulai.

Ilmu komunikasi dan jurnalistik yang didapat di kampus bakal percuma kalau tidak dipraktikkan. Jadi Harian Disway adalah tempat yang tepat untuk saya mempraktikkan ilmu yang telah diperoleh pada saat di kampus. Tentu saja kesempatan ini tidak saya sia-siakan saat mengetahui program DIP III dibuka.

Peluang yang sangat baik untuk mengembangkan kemampuan jurnalistik di Harian Disway membuat saya sangat tertarik saat mengikuti program magang ini. Bagaimana tidak, kami yang bukan siapa-siapa dapat bertemu dan belajar dengan para senior dunia jurnalistik.

Salah satu pertimbangan saya magang di dunia jurnalistik karena keinginan untuk mengembangkan ilmu fotografi yang sudah saya pelajari. Belajar lebih luas mengenai fotografi jurnalistik dengan salah satu fotografer jurnalis senior merupakan hal yang paling berharga bagi saya.

Jujur, saat pertamakali memasuki dunia jurnalistik saya sangat terkejut. Memang dunia jurnalistik terkenal dengan dunia kerja yang keras. Terlebih saat ini media online dan pertukaran informasi sangatlah cepat membuat segala sesuatu harus dilakukan secara cepat dan akurat.

Harian Disway sendiri merupakan sebuah media kabar yang sangat update dengan isu-isu terkini, baik itu isu nasional maupun internasional.

Sehingga kami pun dididik untuk peka dengan isu-isu terkini. Harus siap berangkat ketika ada penugasan merupakan sebuah hal yang biasa di dunia jurnalistik.

Berdesakan dengan fotografer lain saat liputan juga menjadi pengalaman yang baru bagi saya. Tidak jarang saya kena omel fotografer lain karena menutupi angle objek. Tetapi itu menambah pengetahuan saya dan belajar untuk menurunkan ego.


Salah satu karya yang menjadi cover E-Paper-Andika Bagus Priambodo--

Berkenalan dengan fotografer senior lainnya juga merupakan sebuah pengalaman yang tidak bisa saya lupakan. Berbagi cerita dan ilmu saat bertemu dengan mereka adalah salah satu hal yang paling saya tunggu ketika saya bertemu dengan mereka.

Fotografer senior Boy Slamet dan Julian Romadhona menjadi mentor saya di Harian Disway. Hal yang saya ingat saat pertama kali bertemu adalah senyum hangat dan sapaan mereka. Tetapi hal itu cepat berubah ketika saya benar benar masuk ke dunia jurnalistik.

Teguran sering saya dapatkan terutama dari Julian. "Memotret itu harus pakai hati dan jangan ada paksaan," ucap Boy Slamet saat berdiskusi dengan siswa magang. Kata-kata tersebut membuat saya lebih terbuka. Memang ketika memfoto sesuatu, kita harus menggunakan hati untuk peka terhadap situasi sehingga menghasilkan foto yang diinginkan.

Tetapi semua itu ada sebab dan akibat. Teguran tersebut bukan sekadar kritikan. Masukan yang sangat melimpah saya dapatkan akibat teguran tersebut. Bagaimana mengeksplorasi sudut pandang baru, tata krama saat berada di lapangan, dan masukan lain yang sangat berguna bagi kehidupan fotografer jurnalis.

Sering kali saya mendapat masukan dari beberapa fotografer senior yang saya kenal. Jelas semua ilmu tersebut tidak bisa didapat dengan cuma-cuma. Bertahun-tahun perjalanan yang ditempuh membuat saya ingin juga menjajal perjalanan tersebut.

Beberapa kali saya mendapat teguran dari redaktur karena hasil foto yang kurang memuaskan dan itu merupakan pacuan untuk ebih mengembangkan bidang yang saya pelajari.

Hal yang paling menyenangkan bagi fotografer adalah ketika hasil fotonya terpampang di halaman Harian Disway. Terlebih lagi jika fotonya menjadi cover E-paper Harian Disway.


Andika Bagus Priambodo, fotografer journalist.

Kesempatan ini tentunya juga didukung oleh dosen pembimbing saya yakni Nara Garini Ayuningrum, S. Tr. I.Kom., M.A. Keduanya telah mengarahkan alur jalannya kegiatan magang dari awal hingga akhir.

Waktu begitu cepat berlalu. Sejak 24 Januari sampai 24 April saya mempelajari dunia jurnalistik di Harian Disway. Meskipun jauh dari kata sempurna. Saya sangat senang dan bangga bisa menjadi bagian dari Harian Disway meskipun hanya sesaat.

Itulah pengalaman saya magang sebagai fotografer jurnalistik di Harian Disway. (Andika Bagus Priambodo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: