Saat Perampok Minimarket Ditembak Mati
Ilustrasi perampokan minimarket di Karawang--
5) Memilih kostum yang khas. Karena semua minimarket di sana, di tahun buku itu ditulis, sudah punya kamera CCTV. Dengan kostum khas, setelah merampok, kostum itu dibuang. Mereka berharap agar polisi kesulitan untuk melacak.
6) Melakukan perkiraan hasil. Memprediksi isi brankas dengan mengamati pergantian sif pegawai. Kalau baru ganti sif, berarti brankas masih kosong. Semua penjahat jenis apa pun punya kalkulasi perbandingan antara hasil dan risiko.
7) Senjata: pistol. Sebab, di sana pistol bisa dibeli di mana-mana. Dan, jadi gertakan maut buat pegawai minimarket. Supaya pegawai tidak diam-diam menekan tombol darurat yang letaknya dirahasiakan. Hampir semua perampok tidak berniat menembak orang jika tidak terdesak. Mereka mau harta, bukan membunuh.
Dua perampokan di Karawang sama-sama terjadi saat malam. Cocok dengan buku itu. Tapi, harinya tidak sama dengan di buku. Di Karawang hari Selasa dan Senin. Bulannya juga acak, asal semaunya perampok.
Buku karya Alicia Altizio dan Diana York tidak sepenuhnya cocok dengan kondisi Indonesia. Sebagian mirip karena karakter penjahat bersifat universal.
Beda mencolok di tombol darurat yang tidak diterapkan di sini. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: