Santunan Korban Tewas Kecelakaan KA di India Rp 180 Juta, Kalau di Indonesia Hanya Rp 50 Juta

Santunan Korban Tewas Kecelakaan KA di India  Rp 180 Juta, Kalau di Indonesia Hanya Rp 50 Juta

Kondisi gerbong kereta yang porak-poranda setelah tabrakan maut di Odhisa, India.-Foto: DIBYANGSHU SARKAR-AFP-

HARIAN DISWAY - Tiga kereta api terlibat dalam kecelakaan maut di Odisha, India Timur, yang menewaskan 288 orang itu. Coromandel Express, Howrah Superfast Express, dan sebuah kereta barang yang parkir. Kondisi gerbong kereta-kereta tersebut berantakan. Tim kesehatan sampai mengerahkan 200 ambulans dan 100 dokter untuk menangani kecelakaan tersebut.

Kecelakaan bermula dari kereta Coromandel Express yang meluncur dari Shalimar ke Chennai, tergelincir. Di saat yang sama ada kereta Howrah Superfast Express yang melintas. Lalu ada kereta barang yang parkir. Kejadiannya Jumat malam, 2 Juni 2023, pukul 19.00. "Saking kerasnya kereta bertabrakan, beberapa gerbong hancur, “ jelas Atur Karwal, kepala Pasukan Tanggap Bencana Nasional (NDRF) kepada kantor berita ANI.

Ashwini Vaishnaw, menteri Perkeretaapian India, mendatangi lokasi kecelakaan maut tersebut pada Sabtu 3 Juni 2023. Kepada wartawan, Ashwini mengatakan pemerintah telah menyiapkan santunan bagi korban. Nilainya Rp 180 juta untuk korban meninggal dunia, Rp36 juta untuk korban luka bera, dan Rp 9 juta untuk korban luka ringan. Setidaknya lebih baik daripada santunan yang diberikan Jasa Raharja yakni Rp 50 juta untuk korban meninggal dunia.  

Kecelakaan KA di India ini jauh lebih dahsyat daripada kecelakaan di Bintaro pada 1987. Saat itu, korban meninggal dunia kereta adu banteng mencapai 156 orang. Dari catatan Harian Disway ada sejumlah kecelakaan kereta api yang menghilangkan ratusan nyawa. Berikut beberapa di antaranya: 

1915:  Kereta Guadalajara, Meksiko; Korban: 600 tewas; Penyebab: Rem blong saat kereta menuruni lembah dan akhirnya terguling di tikungan.

1917: Bencana Rel Ciurea, Rumania; Korban: 700 tewas; Penyebab: kereta yang overcapacity gagal melewati tanjakan curam sebelum Stasiun Ciurea, Rumania. 

1917: Kecelakaan Saint-Michel-de-Maurienne, Prancis; Korban: Antara 800-1000 tentara tewas; Penyebab: rem kereta blong saat menuruni lembah.

1944: Balvano, Italia; Korban: 520 tewas; Penyebab: gas karbonmonoksida beracun dari cerobong lokomotif membunuh penumpang saat kereta berhenti di terowongan. 

1981: Kereta Bihar, India; Korban: Antara 500-800 tewas; Penyebab: Kereta yang overload direm mendadak saat melintas di atas sungai yang meluap. Akibatnya, 7 dari 9 gerbong jatuh ke Sungai Baghmati. 

1987: Peristiwa Bintaro, Jakarta; Korban: 156 tewas; Penyebab: dua kereta adu banteng di daerah Pondok Betung, Bintaro.  

1989: Kereta Ufa di Pegununungan Ural, Rusia; Korban: 575 tewas (termasuk 181 anak-anak); Penyebab: pipa gas bocor di sekitar rel, tepercik api dari gesekan roda kereta dan rel.

2023: Odhisa, India Timur; Korban: 288 tewas; Penyebab: Tiga kereta bertabrakan yakni Coromandel Express, Howrah Superfast Express, dan satu kereta barang. (*)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: