Siapa Bisa Menebak Isi Hati Suhita? Keputusan Pelik Seorang Ratu Yang Kerajaannya Babak Belur

Siapa Bisa Menebak Isi Hati Suhita? Keputusan Pelik Seorang Ratu Yang Kerajaannya Babak Belur

Ilustrasi Maharani Suhita, penguasa keenam Kerajaan Majapahit-Dulutiga For Harian Disway-

Bhre Narapati pulang ke Kedaton Wilwatikta, disambut sebagai pahlawan besar. Banyak orang mengelu-elukannya sebagai reinkarnasi dari Mahapatih Gajah Mada, pendamping terbaik Maharani Tribhuwana.

Namun dalamnya laut bisa diukur, dalamnya hati manusia tak ada yang tahu. Kemenangan besar yang dipersembahkan oleh Bhre Narapati disambut wajah kecut Maharani Suhita.

Hiruk pikuk pun menjadi hening saat Sri Ratu Ayu Kencanawungu memedar titah. Bhre Narapati memang telah berjasa menumpas pemberontakan, namun perlakuannya memenggal kepala Bhre Wirabhumi dianggap tidak pantas.

Bagaimanapun, kata Suhita, Bhre Wirabhumi adalah keluarga kerajaan. Memenggal kepalanya sama saja dengan melecehkan anggota keluarga raja. Atas dasar itulah, Maharani Suhita menjatuhkan hukuman mati pada pahlawan Majapahit tersebut.

BACA JUGA:Pembelajar yang Pancasialis

Tapi bukankah Majapahit adalah praja agung yang tegak diatas pengorbanan para pahlawan besar? begitu sebuah bisikan di dalam dada Bhre Narapati, mencoba menenangkan gejolak hatinya.

Tidakkah kau ingat, Gajah. Bahwa demi tegaknya wilwatikta, Mantri Amancanegara Arya Adikara Ranggalawe meregang nyawa? tidakkah kau insafi bagaimana Jurupati Lumajang Arya Wiraraja merelakan haknya demi keutuhan negara? 

Tidakkah kau renungkan bahwa sejak awal, Rakryan Mahapatih Gajah Mada telah mengikrarkan dirinya sebagai alas sabut bagi kerajaan. Tidakkah kau meneladani ratusan bahkan ribuan pahlawan yang gugur demi tegaknya Kemaharajaan Wilwatikta? 

Tidakkah kau ingat bahwa kau diberi Nama Gharbapati Gajah, semata agar engkau meneladani keikhlasan Mahapatih sang Amangkubumi?

BACA JUGA:Harmoni Khofifah-Emil

Dengan pemikiran itu, Bhre Narapati pun menghaturkan sembah, menerima hukuman mati tersebut sebagai dharma bakti terakhirnya pada negara. Ia pun gugur sebagai seorang negarawan, binasa menjadi pupuk pohon besar bernama Majapahit.

Tapi, siapa yang tahu isi hati Suhita yang sebenarnya? Bahkan lama setelah upacara pemancungan Bhre Narapati. Apa dasar ia menjatuhkan titah itu? yang jelas, kematian Bhre Narapati sedikit banyak telah meredam kemarahan keluarga Kedaton Wetan. Majapahit sekali lagi selamat dari perpecahan.

Bagaimana perasaan Suhita yang sebenarnya? Marahkah dia bahwa yang tewas terpenggal itu adalah Adipati Wirabhumi, kakek nya sendiri? Sedihkah dia karena demi kestabilan politik Kedaton Kulon dan Wetan ia harus mengorbankan sahabat baiknya, Raden Gajah?

Sekali lagi, siapa yang tahu isi hati Suhita?(*)  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: