Family Constitution Kunci Kelanggengan Bisnis Keluarga

Family Constitution Kunci Kelanggengan Bisnis Keluarga

Disway Business Family 2023--

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Disway Business Forum (DBF) tahun ini membahas tema yang cukup sensitif. Tapi menjadi kebutuhan banyak perusahaan yang berbasis keluarga. Banyak perusahaan keluarga yang hancur karena konflik keluarga. Padahal, seharusnya keluarga menjadi fondasi kuat dalam membangun kerajaan bisnis.

Family Constitution kini banyak diperbincangkan di kalangan pengusaha yang memiliki perusahaan keluarga. Aturan yang mengikat dan diikat secara hukum itu menjamin sustainability perusahaan. Keluarga juga tetap harmonis. 

Bintang utama dalam business forum kali ini adalah Direktur Ciputra Group Cipta Ciputra Harun. Ia adalah cucu pendiri Ciputra Group mendiang Ir Ciputra. Cipta bakal membeber rahasia family constitution yang diterapkan pada bisnis keluarga raksasa itu. Bahwa resep itu bisa mempertahankan kejayaan bisnis keluarga hingga tiga generasi.

Pembicara berikutnya dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Tarumanegara Hadi Cahyadi. Ia adalah pakar family constitution dan banyak melakukan riset dalam family business.  

"Family Constitution itu sebuah pernyataan tertulis yang disepakati oleh anggota keluarga di dalam sebuah perusahaan keluarga," tandas Hadi. Tentu memuat segala panduan dan aturan. Terutama tentang tujuan perusahaan keluarga dan tata kelolanya. 

Dalam sebuah penelitian, kata Hadi, hanya 30 persen bisnis keluarga di Indonesia yang mampu melewati dua generasi. Dan hanya 13 persen yang berhasil melewati tiga generasi. Bahkan, cuma 3 persen yang bertahan hingga generasi keempat.

BACA JUGA:Kondisi Belum Fit dan Lolos Perempat Final, Fajar/Rian: Tak Terasa Berkat Dukungan Suporter

BACA JUGA:Profil Rafael Struick, Pemain Naturalisasi yang Dipuji STY Usai Lawan Palestina

Data itu sekaligus menepis anggapan betapa mudahnya mengelola bisnis keluarga. Para pendiri perusahaan keluarga sangat menyadarinya. Bahwa untuk menjaga keutuhan dan kekompakan keluarga tidak bisa hanya melalui pertemuan-pertemuan kebersamaan. 

"Harus ada sebuah kesepakatan hitam putih yang dapat menjamin tujuan kemakmuran bersama melalui perusahaan keluarga," terangnya. Dengan demikian, bisnis keluarga tetap punya potensi besar. Lantaran tidak akan diganggu oleh konflik-konflik yang sepele bahkan yang tidak perlu ada. 

Untuk itulah, mereka mengembangkan sebuah family constitution dengan melibatkan konsultan terpilih. Agar seluruh wakil keluarga duduk bersama menuliskan visi, menetapkan histori, dan membuat  aturan main. Sehingga konflik pun bisa dikelola dan dikontrol lebih baik, serta alih generasi dapat direncanakan lebih sistematis. 

Sebaliknya, bisnis keluarga yang tak punya family constitution lebih rentan ditimpa risiko. Bahkan banyak hal buruk dan sangat buruk yang dapat terjadi. Khususnya bila anggota keluarga berkembang makin banyak. 

"Terutama pada saat semua sudah berkeluarga, masing masing anak atau cucu memiliki mantu yang memiliki aspirasi yang bisa tidak sama," tandas Hadi. Biasanya dimulai dengan keresahan dan ketidakpuasan. Bila belum puas juga maka akan kasak kusuk mencari dukungan sehingga terbentuk kubu-kubu.

Kubu-kubu yang berseberangan itu akan saling menabuh genderang perang. Selanjutnya, pertempuran demi pertempuran akan menyita energi mereka. Pada akhirnya, alih-alih tumbuh, perusahaan keluarga akan makin keok di tengah persaingan bisnis yang terus menajam. (Mohamad Nur Khotib)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: