Kabar Dari Tanah Suci (5): Lomba Jemur Cucian di Atap Hotel

Kabar Dari Tanah Suci (5): Lomba Jemur Cucian di Atap Hotel

Jemaah asal Indonesia menjemur pakaian di atap hotel. -Pamuji Setyawan-Dewangga-

Kapasitas koper terbatas. Tinggal selama 45 hari di tanah suci. Tentu calon jemaah haji (CJH) mau tak mau mencuci pakaian. Di mana mereka menjemur pakaian? Berikut laporan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga kantor cabang Ngawi langsung dari Makkah. 

---

SETIAP CJH mendapat jatah koper bagasi maksimal 20 kg dan koper kabin dengan kapasitas 7 kg. Dengan terbatasnya kapasitas koper tentunya pakaian yang bisa dibawa perlu dibatasi. Disarankan hanya membawa 4-5 setelan baju termasuk baju batik nasional haji.

Memang ada laundry pakaian. Tentu sangat boros. Rata-rata bagi CJH asal Indonesia, me-laundry pakaian bukanlah pilihan utama. 

Untungnya hotel yang saya tempati menyediakan mesin cuci dan juga tempat untuk menjemur pakaian. Mesin cuci ada di tiap lantai dengan nomor 21. Misalkan lantai 3 di kamar 321, lantai 4 di kamar 421, dan seterusnya. Tiap lantai disediakan 2 mesin cuci. Jumlahnya cukup namun padat antrean di jam-jam tertentu.

BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (4): Jadi Kurir Kopi Sachet

BACA JUGA:Satu-satunya Wakil di Final Indonesia Open 2023, Ginting Kembali Bertemu Axelsen

Tempat menjemur ada di rooftop hotel lantai 19 kemudian naik tangga darurat. Tempatnya cukup luas. Karena letaknya paling atas hotel, rooftop ini selain untuk menjemur baju juga digunakan untuk bersantai di pagi hari. Pemandangan kota Makkah terlihat indah di pagi hari dengan udara segar dan angin semilir.

Beda kondisi ketika jam sudah masuk pukul 08.00, panas terik sudah mulai terasa. 

Hanya dibutuhkan tali dan jepitan untuk menjemur pakaian. Tali tampar atau tali jemuran bisa dibeli di toko sekitar hotel. Tidak sedikit jemaah yang sudah membawa dari Indonesia.

Menjemur pakaian pun tidak membutuhkan waktu lama. Hanya 1-2 jam baju sudah kering. 

Kejadian lucu namun menjengkelkan kadang terjadi. Jemuran yang digadang-gadang sudah kering dan tinggal ambil dari jemuran ternyata hilang. Usut punya usut ternyata dipindahkan oleh jemaah lain. 

Tidak hilang namun cukup menyulitkan untuk mencarinya. Sebab, rata-rata yang dijemur mirip. Kain ihram, baju gamis hitam misalnya yang mirip bentuk dan warnanya. Pernah juga terjadi baju yang dijemur ketempelan baju yang baru dicuci sehingga kembali basah. Akhirnya harus dijemur ulang. Sampai-sampai operator hotel mengumumkan di pengeras suara hotel agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.

Tips yang saya pelajari agar tidak terjadi hal seperti di atas adalah menjemur di lantai rooftop tapi di area yang sepi jemuran. Biasanya di area yang agak jauh dari pintu akses lantai rooftop jemuran. Kemungkinan jemuran kita dipindah atau ketempelan baju basah jemaah lain lebih kecil. Selain itu tempatnya lebih luas, sekalian kita bisa menikmati kota Makkah dari rooftop. Asal jangan siang hari, panasnya menyengat. (Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: