Sejarah Otomotif Indonesia dan Mobil Pertama Sri Susuhunan Pakubuwana X 1894

Sejarah Otomotif Indonesia dan Mobil Pertama Sri Susuhunan Pakubuwana X 1894

Kopi darat klub mobil di Semarang tahun 1909 -digitalcollections.universiteitleiden.nl-

HARIAN DISWAY Sri Susuhunan Pakubuwana X membeli sebuah mobil dari pabrikan Jerman, Benz Viktoria, melalui sebuah importir umum bernama Prottle & co pada 1894. Peristiwa itu tercatat sebagai pembelian mobil pertama yang tercatat dalam sejarah Hindia Belanda yang kemudian menjadi Indonesia. Mobil itu didatangkan dengan kondisi utuh dari pabrik atau disebut dengan Completely Built Up (CBU).

Keputusan itumenunjukkan kecanggihan dan keberaniannya dalam memperkenalkan teknologi modern ke wilayah Hindia Belanda yang saat itu masih didominasi oleh transportasi tradisional. Antara lain, becak, sepeda, andong dan cikar.

Mobil yang dibeli oleh Sri Susuhunan Pakubuwana X tersebut menjadi bukti awal perjalanan mobil di Hindia Belanda. Kendaraan yang elegan dan berteknologi tinggi tersebut menjadi benda langka yang menarik perhatian masyarakat saat itu. Kehadirannya di Solo, pusat kekuasaan Jawa Tengah, menciptakan kegemparan di kalangan penduduk setempat.

BACA JUGA:Ada SPKLU di GWalk : Sambil Makan Bisa Isi Baterai Mobil

BACA JUGA:Hanya Ada 100 Unit, All New Honda Civic Type R Langsung Ludes

Pembelian mobil ini tidak hanya menandai langkah maju dalam transportasi di Hindia Belanda, tetapi juga menunjukkan kepedulian Sri Susuhunan Pakubuwana X terhadap perkembangan teknologi dan modernisasi. Keputusannya untuk memilih Benz Viktoria sebagai kendaraan pribadinya menunjukkan penghargaannya terhadap kualitas dan keandalan mobil dari pabrikan Jerman tersebut.

 


Pameran Otomotif Gaikindo tahun 1986 -Gaikindo.or.id-dilansir dari laman resmi Gaikindo

Sebuah gebrakan baru juga muncul pada tahun 1925-1927 ketika pabrikan otomotif amerika, General Motors, membangun pabriknya di Hindia Belanda. Semua kegiatan produksi hingga distribusi dipegang oleh agen tunggal bernama N.V. General Motors Handel Maatschappij.

Utamanya, agen tunggal ini menjual produk dari Chevrolet namun juga memasarkan produk General Motors yang lain seperti Vauxhall, Buick, Opel, Pontiac, Cadillac, La Salle, dan Oldsmobile.


Pabrik N.V. General Motor Handel Maatschappij di Tanjung Priok tahun 1925-digitalcollections.universiteitleiden.nl-

Pasca kemerdekaan, distributor otomotif yang berasal dari Eropa kalang kabut. Meskipun setelah Konferensi Meja Bundar 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Indonesia tanpa syarat dan situasi ekonomi berangsur membaik, perkembangan industri otomotif masih terganggu. Terutama setelah nasionalisasi perusahaan-perusahaan Belanda, termasuk N.V. General Motors Handel Maatschappij.

Tahun 1962 giliran Jepang memulai kejayaannya. Saat itu banyak pabrikan mobil berbondong-bondong masuk ke Indonesa. Hal itu menyebabkan pemerintah mengeluarkan peraturan bahwa setiap pabrikan otomotif wajib memiliki ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) pada tahun 1969. Hal itu disambut oleh respon positif oleh pabrikan Jepang agar dapat memasarkan produknya di Indonesia.

BACA JUGA:Sepeda Motor Listrik Jadi Magnet Pameran Otomotif IIMS Surabaya

BACA JUGA:Subsidi Mobil Listrik Hingga Rp 80 Juta, Sementara Khusus Wuling Air ev dan Hyundai Ioniq 5

Pasar otomotif Indonesia menjadi semarak dengan kehadiran berbagai merek mobil Jepang seperti Toyota, Honda, Suzuki, dan Mitsubishi. Setiap pabrikan berlomba-lomba untuk memasarkan produk mereka dan memenuhi permintaan yang semakin meningkat dari masyarakat Indonesia.


President Director Honda Surabaya Center Ang Hoey Tiong (kiri) dan Wendy Miharja (tengah) menunjukkan All New Honda Civic Type R di Grand Atrium Pakuwon Mall Surabaya, 7 Juni 2023. -FOTO: JULIAN ROMADHON-HARIAN DISWAY-

Kedatangan pabrikan mobil Jepang ini menjadi pemicu besar bagi perkembangan industri otomotif di Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai merasakan kemudahan dan kenyamanan memiliki kendaraan pribadi yang terjangkau serta dapat diandalkan dalam aktivitas sehari-hari.

Selain itu, pabrikan mobil Jepang juga turut berkontribusi dalam peningkatan ekonomi Indonesia. Mereka membuka pabrik-pabrik di Indonesia untuk memproduksi mobil secara lokal, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendukung pertumbuhan industri otomotif nasional. Menariknya, mereka tetap menguasai pasar Indonesia hingga saat ini.

 


Kecelakaan mobil di Jawa tahun 1915-digitalcollections.universiteitleiden.nl-

Dimulai dari PT. Astra Motor memasarkan Toyota dan Imora Motor memasarkan Honda pada tahun 1970, PT Indomobil Utama memasarkan Suzuki dan PT Krama Yudha Tiga Berlian memasarkan Mitsubishi di tahun 1972, terakhir PT Pantja Motor sebagai ATPM Isuzu dan PT Indokarya sebagai ATPM Nissan/Datsun pada tahun 1976. 

Seiring waktu, perkembangan pesat otomotif itu menimbulkan berjibun masalah. Mulai dari polusi, kemacetan, kecelakaan, hingga ketergantungan pada bahan fosil. (Rafif Rayhaan R)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: gaikindo