Kabar Dari Tanah Suci (21): Bisa Tawaf Tanpa Ihram

Kabar Dari Tanah Suci (21):  Bisa Tawaf Tanpa Ihram

Jemaah haji melakukan tawaf ifadoh tanpa pakaian ihram di pelataran Kakbah. -Sajjad HUSSAIN-AFP -

Tuntas sudah seluruh ritual ibadah haji. Diakhiri dengan tawaf ifadoh dan sai. Bagi jemaah gelombang dua seperti saya melanjutkan perjalanan ke Madinah. Berikut catatan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga cabang Ngawi langsung dari Makkah.

--

Tanggal 12 Zulhijjah pagi kami melakukan lempar jumrah terakhir untuk yang mengambil nafar awal. Sementara jemaah haji yang mengambil nafar tsani melanjutkan satu malam lagi untuk mabit kemudian melempar jumrah sekali lagi esoknya.

Setelah melempar jumrah Kami bersiap di tenda maktab untuk menunggu bus yang menjemput dan mengantar ke hotel. Sudah dibagi sesuai urutan dan jemaah akan meninggalkan tenda menuju bus di pinggir jalan ketika sudah dipanggil oleh pemandu bus. Jangan coba-coba keluar tenda dan menuju pintu keluar maktab kalau belum ada panggilan. Pintu akan dikunci dan jemaah dibiarkan dijemur di terik matahari menunggu bus datang. 


Jemaah yang melakukan sai dan tawaf ifadoh menggunakan kursi roda.-Pamuji Setyawan-Dewangga-

Setelah ada panggilan, Kami pun berjalan menuju bus. Karena jumlah bus terbatas, jemaah yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa berdiri. Jarak antara maktab 35 dan hotel tidak terlalu jauh. Sekitar 8 km. Namun kebetulan hari ini hari Jumat di mana banyak penutupan jalan. Hampir 3 jam perjalanan penuh kemacetan akhirnya sampai juga di hotel.

BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (20): Di Malaysia Mendaftar Haji Usia 10 Tahun, Berangkat Usia 60 Tahun

BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (18): Makan Albaik Jadi Lebih Baik

Setelah bersih-bersih dan juga istirahat, kami bersiap diri untuk melakukan lanjutan ibadah haji yang belum selesai, tawaf ifadoh dan sai. Kalau kemarin kami sudah tahallul awal untuk melepas larangan ihram kecuali satu yaitu hubungan suami istri. tawaf ifadoh dan sai akan melepas larangan terakhir tersebut dan lengkap sudah ritual ibadah haji. 

Sebelum jemaah pulang atau bergeser ke Madinah diwajibkan sudah selesai tawaf ifadoh dan sai. Imbas kurang mengenakkan bagi jemaah yang membutuhkan kursi roda dan pendorongnya. Karena banyaknya permintaan, tarifnya naik hampir 3 kali lipat. Biasanya jasa sewa dan dorong kursi roda sekitar 250-260 riyal, melonjak sampai 700 riyal. Beberapa jemaah akhirnya menunda tawaf-nya menunggu harga kembali normal.


Jemaah haji bersiap melakukan sai dan tawaf ifadoh untuk menyelesaikan seluruh ritual haji. -Pamuji Setyawan-Dewangga-

Khusus untuk tawaf ifadoh ini jemaah bisa menggunakan pakaian bebas. Biasanya yang memakai kain ihram saja yang bisa turun dan tawaf di pelataran Kakbah, kali ini aturan tersebut ditiadakan. Kabarnya untuk satu dua pekan saja. Setelah itu kembali wajib ihram untuk tawaf di pelataran Kakbah.

Pelataran Kakbah jadi terlihat berbeda. Biasanya penuh dengan warna putih kain ihram jemaah yang tawaf, sekarang penuh warna. Yang juga berbeda adalah kepadatan pelataran Kakbah dan tempat sai. Biasanya di pinggiran masih tersisa tempat untuk salat, kali ini semua penuh untuk tawaf. Begitu pun tempat sai. Hampir sepanjang 400 meter jalur sai Shafa-Marwah penuh dengan jemaah. Jalur Marwah-Shafa juga penuh. Tak heran karena jemaah ingin segera menyelesaikan ritual ibadah hajinya. "Biar sah dipanggil Pak Haji dan Bu Hajjah," gurau seorang petugas haji. (Bersambung)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: