Kabar Dari Tanah Suci (20): Di Malaysia Mendaftar Haji Usia 10 Tahun, Berangkat Usia 60 Tahun
Keakraban Pamuji Setyawan (kiri) dan jemaah haji asal Malaysia. Muhamad Fairuz-Pamuji Setyawan-Dewangga-
Kita sering membandingkan apapun di Indonesia dengan di Malaysia. Termasuk urusan haji. Kesempatan ngobrol dengan jemaah haji asal negeri Jiran pun tiba. Berikut laporan Pamuji Setyawan dari Biro Haji dan Umrah Dewangga cabang Ngawi langsung dari Mina.
--
Jalan-jalan ke Albaik di sekitaran Jamarat ternyata membawa keberuntungan bagi Saya. Doa saya terkabul. Pertemuan dengan Muhamad Fairuz, nama teman baru saya, memang saya harapkan semenjak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Haram.
Pertama karena ada amanah dari teman dari kampung halaman yang penasaran dengan daftar tunggu keberangkatan haji di Malaysia. "Kalau ketemu orang Malaysia, tolong tanyakan ya,” kata Dwi Indarto yang juga direktur PDAM Ngawi. Kedua karena beberapa waktu lalu santer berita online bahwa masa tunggu di Malaysia mencapai 141 tahun.
BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (19): Meneladani Kisah Rasulullah di Masjid Al-Bai'ah
BACA JUGA:Kabar Dari Tanah Suci (18): Makan Albaik Jadi Lebih Baik
Saat itu Fairuz sedang menunggu istrinya belanja makanan di salah satu resto di jalan sekitaran Jamarat. Jemaah haji dari Malaysia cukup mudah dikenali. Penampakan mirip sekali dengan orang Indonesia tetapi bahasanya kentara kalau dia warga negara Malaysia.
Selain itu pada atributnya terlihat bendera Malaysia, Jalur Gemilang, terdiri dari empat warna utama yakni merah, biru, putih, dan kuning. Bercorak 14 garis merah dan putih yang sama lebar.
Obrolan Kami mulai dengan biaya naik haji di Malaysia. Antusias Fairuz bercerita. "Biaya naik haji reguler sebesar 16.000 RM waktu itu,” katanya. Berarti sekitar Rp 52 juta. Dia mendaftar pada 2008 dan berangkat tahun 2023. Cukup lama daftar tunggunya, 15 tahun sampai dengan berangkat.
Mengetahui daftar tunggu yang cukup lama, Fairuz mendaftakan anaknya di tahun 2010. Terkaget-kaget karena daftar tunggu sudah melonjak menjadi 50 tahun. “Anak Saya akan berangkat nanti di tahun 2060 saat usianya 60 tahun,” katanya.
“Yang penting daftar dulu. Perkara berangkat atau tidak urusan belakang. Yang penting sudah niat dan action,” ujar saya menyemangati.
Dibandingkan dengan Malaysia, jemaah Indonesia lebih pendek daftar tunggunya. Saya sendiri mendaftar haji di tahun 2011. Berangkat seharusnya tahun 2021 namun tertunda karena Covid19 dan akhirnya berangkat di tahun 2023 ini. Menunggu 12 tahun.
Daftar tunggu terbaru untuk jemaah Indonesia terlama adalah 43 tahun. Masih lebih cepat dibanding Malaysia yang 141 tahun seperti dikutip dari situs kemenag.go.id. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: