Rihana-Rihani, The Grifter from Tangsel

Rihana-Rihani,  The Grifter from Tangsel

Ilustrasi Rihana-Rihani --

Saya ingat film serial di Netflix, judulnya Inventing Anna (2022). Berbasis kisah nyata, hidup gadis bernama Anna Sorokin. Penipu bergaya di New York, AS. Persis seperti gaya hidup Rihana-Rihani. Bedanya, Anna tunggal, ini kembar.

Anna Sorokin lahir di Moskow, Rusia,  23 Januari 1991 (kini hidup di AS). Ayahnya, Vadim, sopir truk di Moskow. Ibunyi punya minimarket di sana. Pada 2007 Anna usia 16 tahun, ikut pindah bersama keluarga ke Rhine-Westphalia Utara, Jerman. Vadim jadi eksekutif perusahaan angkutan di sana, yang bangkrut 2013.

Dari Jerman, pada 2010 Anna memutuskan hidup mandiri, pindah ke Paris, Prancis. Bekerja di majalah mode Purple. Lantas, di akhir musim panas 2013, dia pindah lagi ke New York. Di sanalah dia mulai petualangan menipu.

Inventing Anna film seru. Mendebarkan, menonton gadis muda yang seksi, dengan gaya sangat meyakinkan, menipu banyak orang. Bahkan, bankir senior Deutsche Bank tertipu jutaan USD. Itu nyata, bukan fiksi.

Dikutip dari The New York Times, 10 Mei 2019, berjudul A Fake Heiress Called Anna Delvey Conned the City’s Wealthy. ”I’m Not Sorry,” She Says, begini:

Anna Sorokin di AS mengubah nama jadi Anna Delvey, mengaku ahli waris bangsawan Jerman yang punya dana perwalian dari ortu senilai jutaan USD.

Untuk membuktikan itu, dia tinggal di hotel-hotel mewah. Pindah-pndah. Awalnya hotel-hotel itu dibayar cash, kemudian ke kartu kredit yang ternyata macet.

Di hotel, dia tak cuma tiduran, melainkan aktif mendatangi aneka peragaan busana. Dari pagi sampai malam dia sangat sibuk. Menemui (berkenalan) dengan para pengusaha mode. Mengaku sebagai anak bangsawan Jerman. Dan, terpenting, dia memamerkan bukti dana perwalian jutaan pound sterling (sebenarnya palsu). 

Anna aktif memamerkan tempat tinggalnya, hotel mewah di New York (dikontrak bulanan) kepada calon investor. Dia juga sangat sering memberikan tip USD 100 kepada seorang resepsionis kulit hitam cantik, yang ditugasi Anna untuk menerima dan cas-cis-cus menyambut tamu Anna. Bukan untuk seks, melainkan bisnis. 

Sampailah, Anna mendapat transfer uang dari seorang pengusaha mode (pria, tak disebutkan nama) untuk inves di bisnis mode Anna (sebenarnya fiktif). 

Transferan itu jadi modal awal Anna untuk bergerak lebih gesit lagi. Korban investasi ke Anna terus bertambah. Anna makin percaya diri. Dia mengatakan ke korban, sudah siap membayar pembelian gedung kuno enam lantai di New York.

Anna menggandeng reporter majalah mode Vanity Fair, New York, bernama Rachel DeLoache Williams yang kenal Anna di acara fashion show. Anna suka mentraktir Rachel. Mereka berteman akrab. Sampai Rachel memberitakan tentang Anna.

Di situlah Anna menemui bankir senior Deutsche Bank, menariknya agar inves. Bankir itu sangat teliti. Mengamati pakaian Anna yang mahal, kontrak di hotel mewah, dan resepsionis hotel yang seolah sekretaris pribadi Anna.

Melalui pengamatan berkali-kali dan konfirmasi telepon ke pihak penyimpan dana perwalian Anna (ditrik Anna, penerima telepon adalah komplotan Anna), akhirnya bankir itu inves awal jumlah kecil (USD 100.000). 

Sebenarnya, Anna hampir sukses jika gedung enam lantai itu tidak keburu dibeli orang. Sebab, uang Anna dari berbagai investasi orang cukup untuk membeli gedung tersebut. Tapi, pembelian gedung itu gagal. Juga, karena gaya hidup Anna yang sangat boros.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: