Tiongkok Hadapi Gelombang Pengangguran

Tiongkok Hadapi Gelombang Pengangguran

KERUMUNAN PENCARI KERJA mendatangi bursa lowongan di Chongqing, 11 April 2023.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

BEIJING, HARIAN DISWAY – Pasar tenaga kerja di Tiongkok saat ini merupakan yang tersulit dalam beberapa generasi terakhir. Para pencari kerja harus siap. Sebab, problem minimnya lowongan kerja masih tidak akan hilang dalam beberapa waktu ke depan. Bahkan, para ekonom mengatakan bahwa situasi yang lebih buruk mungkin akan datang.

 

Angka pengangguran untuk kelompok usia 16 hingga 24 tahun secara bertahap meningkat sejak 2020. Dan mencapai puncaknya dalam dua bulan terakhir. Itu adalah tantangan besar untuk pemulihan ekonomi pascapandemi di Negeri Panda itu.

 

Berdasar tren musiman, tingkat pengangguran di kalangan pemuda diperkirakan akan terus meningkat pada Juli dan Agustus. Itu adalah musim lulusan kuliah, Dan tahun ini, jumlah sarjana baru mencapai rekor. Yakni, 11,58 juta orang.

 

"Tiongkok sedang menghadapi waktu yang paling sulit dalam hal ketenagakerjaan era keterbukaan digagas pada 1978" kata Lu Feng, direktur Pusat Riset Makroekonomi Tiongkok di Universitas Peking.

 

"Masalah ini tidak akan segera hilang dalam jangka pendek. Dan akan sulit diselesaikan dalam waktu yang cukup lama," tambahnya dalam wawancara dengan surat kabar Economic Observer minggu lalu.

 

BACA JUGA : Kota di Tiongkok Makin Makmur, Enam Masuk Daftar Kota Berpenduduk Terkaya di Dunia

BACA JUGA : Nilai Ekspor Tiongkok Naik untuk Kali Pertama dalam Enam Bulan

BACA JUGA : Tiongkok Genjot Riset Mobil Berbahan Bakar Metanol

 

Pada Mei, tingkat pengangguran di kalangan usia muda mencapai 20,8 persen. Naik dari rekor sebelumnya pada April, yakni 20,4 persen. Tetapi, tingkat pengangguran secara keseluruhan di daerah perkotaan tidak berubah sejak April. Yakni, 5,2 persen.

 

Meski begitu, juru bicara Biro Statistik Nasional Fu Linghui mengatakan bahwa angka itu disalahpahami oleh banyak pihak. Menurutnya, dari 96 juta orang dalam kelompok usia 16-24 tahun memang tidak bekerja. Sebab, banyak di antara mereka yang masih mahasiswa. Jumlahnya 33 juta orang. Dan dari 33 juta orang itu, hanya seperlima yang sulit menemukan pekerjaan.

 

Tingkat pengangguran di kalangan pemuda memang terus tinggi sejak 2020. Dan tidak pernah turun di bawah 14 persen sejak Mei 2021.

 

Lu Feng meyakini bahwa perlu dua hingga tiga tahun untuk menurunkan tingkat pengangguran. Yang harus diwaspadai, katanya, jumlah sarjana baru terus naik. Padahal, ekonomi sedang sulit setelah pandemi. Pekerjaan pun menjadi langka. (Doan Widhiandono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: