Hikmah Kasus Rasisme Vinicius Jr: Namanya Diabadikan di Hukum Anti-Rasisme Brasil, Spanyol Bikin Polisi Khusus

Hikmah Kasus Rasisme Vinicius Jr: Namanya Diabadikan di Hukum Anti-Rasisme Brasil, Spanyol Bikin Polisi Khusus

Vinicius Jr Diam-diam Sudah 'Atur Jadwal' Pergi dari Real Madrid-@vinijr-Instagram

HARIAN DISWAY –  Pemerintah Rio de Janeiro, Brasil, telah mengesahkan hukum anti-rasisme dengan nama "Hukum Vini Jr". Penamaan itu diilhami oleh sikap Vinicius Junior dalam menanggapi tindakan rasisme yang dialamatkan padanya saat pertandingan antara Valencia dan Real Madrid pada 21 Mei 2023 lalu.

Hukum tersebut mengharuskan penangguhan atau penghentian segala acara olahraga di Rio de Janeiro jika terjadi tindakan rasisme selama berlangsungnya acara tersebut. "Hukum Vini Jr" disetujui oleh pemerintah Rio pada akhir Juni. Isinya mencakup prosedur pengaduan terkait tindakan rasisme serta kampanye pendidikan yang wajib dilakukan dalam hal tersebut. Vinicius Junior menyambut baik langkah tersebut.

Pada seremoni yang diadakan di Stadion Maracana pada Rabu, 5 Juli 2023, Vini mengatakan, "Hari ini adalah hari istimewa dan saya harap keluarga saya bangga dengan hal ini. Saya masih sangat muda dan tidak pernah membayangkan bahwa saya akan menerima penghormatan seperti ini," kata Vinicius dikutip dari Reuters.

Viniyang lahir dan besar di Rio de Janeiro dan memulai karir profesionalnya bersama klub Flamengo pada tahun 2017. Ia kemudian menjadi bintang Timnas Brasil dan Real Madrid.

BACA JUGA:Rasisme di Spanyol dalam Angka, 838 Orang Ditangkap Selama Setahun

BACA JUGA:Kasus Rasisme Vincius Jr: Valencia Kena Hukuman Pengosongan Tribun, Tiga Orang Dipenjara

Rafael Picciani, Sekretaris Olahraga Rio de Janeiro, menyatakan kebanggaannya atas penghargaan yang diberikan kepada Vinicius Junior. "Selain pencapaian dalam karier sepak bola, Vinicius juga menjadi simbol perjuangan melawan rasisme," ujar Picciani.


Vinicius Jr mengutuk perilaku rasisme melalui postingan di Instagram pribadinya.-Instagram @vinijr-

Vinicius sering menjadi sasaran tindakan rasisme oleh sebagian suporter di Spanyol pada musim lalu. Insiden yang terjadi saat melawan Valencia merupakan kasus rasisme yang ke-10 yang dialaminya dan telah dilaporkan kepada pihak berwenang oleh LaLiga.

Valencia awalnya dikenai sanksi penutupan sebagian tribun stadion selama lima pertandingan dan denda sebesar 45 ribu Euro. Namun, klub tersebut mengajukan banding dan akhirnya mendapatkan pengurangan sanksi menjadi tiga pertandingan dan denda sebesar 27 ribu Euro saja.

Pemerintah Spanyol Berbenah

Menteri Dalam Negeri Spanyol Grande Marlaska mengungkap laporan kejahatan rasial di Spanyol sejak tahun 2022. Laporan tersebut digunakan sebagai tindak lanjut ke-2 dari rencana aksi untuk memerangi kejahatan ujaran kebencian 2022-2024.

Katanya, Pasukan keamanan negara telah menangkap 838 orang terkait pelanggaran ujaran kebencian sepanjang 2022. Selain itu mereka juga menyelediki sebanyak 1.896 pelanggaran pidana dan insiden kebencian yang ada di Spanyol di tahun yang sama. Angkanya meningkat 3.7 persen dibandingkan tahun 2021.

Grande menyebutkan bahwa kejahatan rasial merupakan bentuk serangan frontal dan langsung terhadap prinsip-prisip kebebasan, penghormatan terhadap martabat manusia, dan hak-hak yang menjadi dasar aturan hukum sosial demokratis. "Perlawanan ini digunakan sebagai konsekuensi langsung untuk membantu masyarakat hidup sebagai makhluk sosial yang baik," katanya.

BACA JUGA:Vinicius Jr: Dulu La Liga Milik Ronaldinho, Ronaldo, Cristiano, dan Messi, Sekarang Milik Pelaku Rasisme

BACA JUGA:Rasisme Suporter Serbia ke Xhaka dan Shaqiri: Salut Tiga Jari hingga Pembantaian Albania

Maka, salah satu solusinya adalah pendekatan transversal antara lembaga swadaya masyarakat dan pihak ketiga lainnya. Tak hanya itu, keterlibatan dari pasukan keamanan dalam mencegah dan memberantas kejahatan rasial sangat diperlukan. Salah satunya pembentukan kelompok polisi khusus untuk merespon isu penting tersebut.

“Kita harus memikirkan ganti rugi moral yang lebih penting bagi korban dan keluarganya. Sebab martabat, kebebasan, atau kesempatan hak bebas mereka yang setara telah diserang melalui kejahatan rasial.” ungkapnya pada Sabtu, 8 Juli 2023. (Rachmaddani Rizki Saputra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: the european times