KKN di Mojokerto, Mahasiswa Untag Berinovasi pada Kemasan dan Logo UMKM
Mahasiswa KKN Untag Surabaya Bersama Pelaku UMKM Jahe .-Diah Ajeng Sri Indah Sari-
MOJOKERTO, HARIAN DISWAY- Logo bisa menjadi cara produk dikenali oleh pelanggannya. Karena itu, logo sangat penting mendapat perhatian dari pelaku bisnis. Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Univesitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya di rumah ibu kepala Dusun Tumpangsari, Desa Piyu, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto, 4 Juli 2023.
Selama ini, masalah yang dihadapi UMKM adalah pemasaran online maupun langsung. Untuk pemasaran online, pelaku UMKM belum bisa mengoperasikan HP atau media sosial secara optimal. Karenanya, mahasiswa Untag Surabaya membantu pelaku UMKM ini menggunakan dan membuat akun media sosial dan e-commerce untuk pemasaran online agar pemasaran produk jahe di Dusun Tumpangsari ini dapat menyebar di berbagai wilayah Indonesia.
BACA JUGA:KKN di Mojokerto, Mahasiswa Untag Paparkan Pentingnya Public Speaking
Bentuk kemasan dan harga menjadi salah satu masalah yang cukup besar bagi UMKM jahe di Dusun Tumpangsari. Saat ini, bentuk kemasan jahe merah instan dengan merek Renger ini berupa kemasan ziplock dan ditempel dengan stiker. Kemasan ziplock ini membuat aroma dan rasa jahe sedikit berbeda karena terkontiminasi oleh udara.
Pelaku UMKM ingin sekali mengubah bentuk kemasan ini menjadi kemasan kecil yang bisa diminum sekali sehingga aroma dan rasa jahe tetap terjaga. Tetapi biaya yang dikeluarkan untuk kemasan tersebut cukup mahal.
Permasalahan yang kedua adalah harga. Jika penjualan menjurus pada masyarakat desa sendiri lebih memilih kemasan plastik karena isinya lebih banyak dan harganya terjangkau.. Sedangkan jika penjualan keluar desa sudah menggunakan kemasan yang lebih moderen yaitu kemasan dengan ziplock dan ditempel stiker dengan harga yang lebih tinggi.
“Lebih baik kemasan biasa tapi isinya banyak,” ujar salah satu pembeli produk jahe setempat. UMKM di Dusun Tumpangsari ini tidak hanya menjual jahe tetapi juga menjual temulawak instan. Harga jahe dan temulawak bubuk dijual seharga Rp 15.000 untuk 200gr.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Diah Ajeng Sri Indah Sari, mahasiswa program studi Manajemen di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam program KKN mencari solusi bersama para pelaku UMKM untuk membuat desain dan kemasan yang menarik. Tentu dengan harga yang terjangkau serta dapat diterima oleh masyarakat. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: