Elon Musk Digugat Mantan Karyawan Twitter Senilai Rp 7,4 Miliar

Elon Musk Digugat Mantan Karyawan Twitter Senilai Rp 7,4 Miliar

Penurunan Pendapatan Iklan Twitter Bikin Elon Musk [email protected]

HARIAN DISWAY – Elon Musk dan Twitter digugat oleh mantan karyawannya. Mereka menuduh perusahaan gagal membayar pesangon setelah PHK massal di awal jabatan Musk sebagai CEO Twitter.

 

Gugatan itu diajukan pada Rabu (13/7) di Pengadilan Negeri California. Penggugatnya atas nama sekelompok karyawan yang diberhentikan. Mereka di-PHK setelah Musk menjabat pada akhir Oktober 2022.

 

Inisiasi gugatan itu muncul dari Courtney McMillian. Ia adalah mantan karyawan di departemen SDM Twitter sejak Agustus 2020. McMillian dipecat pada 4 Januari 2023.

 

BACA JUGA : Bos Twitter Elon Musk Cemooh Karyawan Difabel

BACA JUGA : Elon Musk Yakin Twitter Bangkit di Kuartal Kedua

 

Dalam gugatan itu, mereka minta ganti rugi sebesar USD 500 juta atau sekitar Rp 7,4 miliar. Itu sebagai bentuk pesangon kepada mantan staf perusahaan. Mereka juga memaksa Twitter untuk mematuhi persyaratan rencana pesangon sesuai kewajiban perusahaan.

 

Para karyawan itu bilang, sebelum era Musk, Twitter punya program pesangon. Seluruhnya diatur di bawah UU Keamanan Pendapatan Pensiun Karyawan tahun 1974 (ERISA).

 

Di dalam perencanaan tersebut, pekerja akan menerima gaji pokok minimal dua bulan sebagai pesangon. Plus satu minggu gaji untuk setiap tahun masa kerja penuh. Sedangkan untuk karyawan senior, termasuk McMillian, dijanjikan enam bulan gaji pokok.

 

Semua karyawan juga berhak atas unit saham terbatas mereka, bonus, kontribusi tunai untuk asuransi kesehatan, dan layanan outplacement tiga sampai enam bulan. Artinya, karyawan akan dibantu untuk mencari pekerjaan baru.

 

Namun yang terjadi adalah mantan pekerja ini hanya menerima "paling banyak" gaji tiga bulan setelah mereka dipecat. Itu termasuk satu bulan pesangon. Serta gaji dua bulan untuk mematuhi undang-undang AS yang ditujukan untuk memberikan pemberitahuan pemecatan kepada pekerja. “Itu hanya ’sebagian kecil’ dari USD 500 juta,” ujar McMillian.

 

Ini bukan kali pertama karyawannya menentang Twitter sejak pengambilalihan oleh Elon Musk. Pada Mei 2023, seorang hakim menolak gugatan terhadap Twitter. Di kasus itu, penggugat menuduh Twitter menarget karyawan perempuan untuk di-PHK. Gugatan itu kandas karena dinilai kurang spesifik.

 

Di bulan yang sama, satu gugatan lagi juga gagal. Twitter dinilai mendiskriminasi pekerja penyandang disabilitas. Twitter dituding mewajibkan karyawannya untuk bekerja secara langsung. Karyawan, kata gugatan itu, diminta berkomitmen pada budaya kerja yang "sangat keras”. (Nela Erdianti)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: