Peringati 78 Tahun Bom Atom Hiroshima, Mito Bersumpah untuk Terus Sebarkan Pesan Perdamaian

Peringati 78 Tahun Bom Atom Hiroshima, Mito Bersumpah untuk Terus Sebarkan Pesan Perdamaian

EIKO Mito, 82, memperlihatkan kartu bergambar karya saudara perempuannya tentang kondisi Hiroshima pasca dijatuhkannya bom atom oleh tentara Amerika Serikat.-Yomuri Shimbun-the japan news

Hiroshima, Harian Disway – Bom atom dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 6 Agustus 1945. Ada seorang penyintas bom atom berusia 82 tahun, Eiko Mito, dari Higashi Ward, Hiroshima. Dia terus menyuarakan pesan perdamaian kepada dunia. Mito berbagi cerita tentang tragedi kelam tersebut kepada generasi muda.

Mito memiliki sedikit memori tentang peristiwa pengeboman. Saat itu, 6 Agustus 1945, dia masih berusia 4 tahun. Rumah yang dia tinggali berjarak 1,2 kilometer dari episentrum bom. Akibatnya, dia, sang ibu, dan kakak perempuannya, Haruko, ikut terkena ledakan yang dahsyat.

BACA JUGA:Apakah Oppenheimer Merasa Bersalah Menciptakan Bom Atom? Berikut Penjelasan Christopher Nolan

Ketiganya selamat. Namun, Mito mengungkapkan bahwa siku kanannya mengalami pendarahan hebat. Sementara itu, saudara perempuannya yang lebih tua 9 tahun tersebut menderita luka bakar di sekujur wajah dan bahu serta beberapa kali mengalami demam dan muntah.

Kota hangus dan porak-poranda nan penuh kabut putih. Radiasi bertebaran bercampur aduk dengan mayat yang telah menjadi abu. Beberapa korban yang selamat tinggal di bawah kolong jembatan. Semua pemandangan sehari-hari tersebut dia ingat dari masa itu.

Waktu pun berlalu. Mito hidup di bawah bayang-bayang radiasi bom atom hingga dia menikah pada usia 25 tahun. Ketika dalam masa mengandung bayi laki-laki pertama, dia khawatir apakah anaknya dapat lahir dengan selamat atau justru mengalami cacat.

Haruko, sang kakak, pascatragedi yang menewaskan 140.000 orang itu kerap keluar masuk rumah sakit karena kesehatan yang terus memburuk dari hari ke hari. Dia meninggal karena kanker hati pada November 2003 di usia 71 tahun.

Namun, selama hidup di atas ranjang rumah sakit, Haruko sering berbagi pengalaman tentang peristiwa kelam itu melalui kartu bergambar yang dia buat sendiri.

BACA JUGA:Vladimir Putin Bombardir Kota-Kota Besar Ukraina, Suasana Makin Mencekam

Sementara itu, Sumiko Yamada, suami Mito, mengalami pendarahan otak pada April 2011. Ia meninggal pada awal Januari 2023. Ia menjadi saksi bisu biadabnya tentara Amerika Serikat di langit Hiroshima. Selama hidupnya, Sumiko membantu sang istri untuk menyebarkan pengalaman dan cerita terkait pengeboman lewat kartu bergambar yang telah diwariskan Haruko.

Di musim gugur mendatang, Mito berencana memberikan presentasi lisan kepada beberapa siswa yang melakukan kunjungan lapangan di Hiroshima.

"Saya ingin menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia dengan kata-kata saya sendiri. Saya harap kita bisa bergerak selangkah lebih dekat ke dunia tanpa senjata nuklir. Begitu pun impian kakak saya,” ungkapnya pada hari-hari menjelang peringatan 78 tahun jatuhnya bom atom di Hiroshima, 5 Agustus 2023. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: