Potret Anggun Kebaya, Rayakan Keberagaman di Istana Merdeka
Keceriaan pada acara Istana Berkebaya, 7 Agustus 2023.-Biro Setpres RI-
Mereka semua berjalan di lantai panggung diiringi lagu-lagu daerah Betawi dengan alunan musik keroncong. Bahkan juga lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi Bunga Citra Lestari.
Ya, pertama dalam sejarah, Istana Negara menggelar Istana Berkebaya. Warna-warni kebaya itu menyimbolkan keanggunan dan kebersahajaan perempuan Indonesia. “Kita ini kan ingin mengenalkan kembali agar kita kembali kepada karakter dan kepribadian Indonesia,” ujar Jokowi kepada awak media usai perhelatan.
BACA JUGA:Waspada! Kemarau Esktrem Dimulai 1 Agustus 2023, Pemerintah Siapkan Stok Beras
BACA JUGA:Munas REI: Jokowi Tekankan Kualitas Rumah MBR Jangan Asal-Asalan
Jokowi mengingatkan agar kegiatan serupa terus digalakkan di seluruh daerah di Indonesia. Terutama dengan menampilkan kebaya khas masing-masing daerah. Seperti kebaya gaya Sunda, Jakarta, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan lain-lain.
Apresiasi juga diberikan kepada para desainer lokal. Lantaran berkat kreativitasnya bisa menciptakan desain yang lebih kekinian dan modern. Tak lagi terkesan usang.
“Kalau ini terus ditampilkan, inovasi-inovasi yang baru akan muncul dengan warna yang berbeda, dengan desain yang berbeda, dengan ya warna-warni, itulah Indonesia,” ungkap Jokowi.
Jokowi berharap masyarakat Indonesia punya ketertarikan lebih tinggi terhadap kebaya. Sehingga pemakaian kebaya di setiap kegiatan di Tanah Air bisa meningkat. “Kita ingin agar menyenangi kembali, menggemari lagi pemakaian kebaya di seluruh kegiatan, seluruh event-event yang ada di Tanah Air,” tandasnya.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo berjalan di atas Catwalk dalam peragaan busana. -Kemenparekraf-
Apalagi, Indonesia baru saja resmi mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Tepatnya bersama Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand pada Februari lalu dalam bentuk joint nomination.
Melalui mekanisme joint nomination, dua atau lebih negara bisa mengajukan kebudayaan secara bersama-sama setiap tahun sekali. Berbeda degan mekanisme single nominations yang membatasi satu negara hanya bisa mengajukan satu kebudayaan dalam dua tahun. Selain kebaya, Indonesia punya beberapa kebudayaan tak benda yang antre diajukan ke UNESCO. Yakni reog Ponorogo, tenun, dan tempe. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: