Alumni Migunani
KELUARGA Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Jawa Timur kembali kumpul-kumpul setelah empat tahun vakum. Acara temu kangen itu diadakan sekaligus untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI. Mereka pun menggagas ide menjaga ketahanan pangan nasional. -ARIF AFANDI UNTUK HARIAN DISWAY-
Hanya, untuk masuk ke pertanian modern, rasanya dibutuhkan pengorganisasian dan percontohan. Perguruan tinggi saja dirasa kurang karena belum tentu menguasai masalah lapangan. Karena itu, diperlukan kolaborasi berkelanjutan antara dunia pendidikan, kalangan swasta, dan pemerintahan.
Selama ini juga belum ada dirigen yang andal untuk menjadikan petani sebagai panglima di negeri ini. Akibatnya, belum ada tata kelola lahan pertanian yang terencana secara nasional dalam skenario besar dalam menjaga ketahanan pangan. Kementerian yang terkait pangan masih berjalan sendiri-sendiri.
Kata migunani rupanya menjadi penyulut Kagama Jatim untuk memulai hal itu. Bergerak secara profesional menggerakkan para petani agar berubah. Menyongsong ekosistem baru dunia pertanian untuk menopang ketahanan pangan nasional.
Tentu, yang juga penting mendorong peningkatan kesejahteraan mereka. Dengan mengajak berubah. Melalui inisiatif dan percontohan. Dengan entitas yang bisa berkelanjutan. Yang dikelola secara profesional.
Malah, seorang ahli komunikasi Suko Widodo menyebutnya wajib hukumnya Kagama masuk ke sektor pangan. Sebab, ratusan juta orang di dunia akan menghadapi persoalan pangan untuk beberapa tahun ke depan.
Tampaknya, menjadi alumni pun harus selalu siap bertransformasi. Termasuk dalam hal memaknai kata migunani. Dulu migunani di bidang pemerintahan, saatnya bergeser ke dunia pertanian dan pangan.
Inilah keluarga alumni yang terus eksis karena punya spirit: Guyub, Rukun, lan Migunani. Pasti! (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: