Kesan Misdinar terhadap Mendiang Uskup Surabaya: Getol Mencari Generasi Penerus para Pastor

Kesan Misdinar terhadap Mendiang Uskup Surabaya: Getol Mencari Generasi Penerus para Pastor

Mendiang Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono memimpin misa.-Instagram @katedralsurabaya-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Kepergian Monsinyur Vincentius Sutikno Wisaksono ke rumah Bapa meninggalkan kenangan manis bagi seluruh umat. Salah satunya bagi anggota misdinar di Paroki Katedral Hati Kudus Yesus (HKY), Surabaya. Misdinar adalah mereka yang bertugas menjadi pelayan misa bagi para pastor atau uskup yang memimpin peribadatan.

Misdinar jelas memiliki kedekatan dengan Mgr Sutikno. Terutama saat misa.

Bertugas melayani uskup jelas menjadi kebanggaan tersendiri. Tak semua orang merasakan bagaimana melayani seorang gembala umat pilihan Bapa Gereja, Sri Paus. 

Monsinyur Vincentius terkenal ramah dan perhatian terhadap misdinar Paroki Hati Kudus Yesus. “Seneng bercanda. Pasti yang saya ingat setiap kali tugas sama beliau adalah ditanyain siapa yang mau jadi romo. Itu udah pasti,” kenang Daniel Wistorohardjo, Ketua Misdinar Paroki Hati Kudus Yesus. 


Petugas Misdinar Misa Requiem Mgr. Vincentius Sutikno, Jumat 11 Agustus 2023--

BACA JUGA:Uskup Surabaya Mgr Vincentius Sutikno Wisaksono Meninggal, Requiescat in Pace...

BACA JUGA:Riwayat Sakit Uskup Surabaya Mgr Sutikno, Wafat Pada Usia 69 Tahun

Uskup memang memimpin umat Katolik di Keuskupan Surabaya. Tak heran, ia pun peduli terhadap regenerasi para romo. Maka dari itu, ia berharap ada satu atau dua orang anggota misdinar yang kelak bisa menjadi penerus para imam tersebut. Sebab, misdinar sudah paham betul seluk beluk perayaan misa. 

“Beliau orangnya suka bercanda tapi juga tegas. Jadi bisa membagi waktu, kapan harus bercanda kapan harus tegas. Satu kutipan yang saya ingat dari beliau, 'Lek wani ojok wedi-wedi, lek wedi ojok wani-wani,','' imbuh Daniel yang sudah menjadi seorang misdinar selama sebelas tahun tersebut.

Kutipan mendiang Uskup Surabaya itu memang sangat khas Suroboyoan. Sebab, Mgr Sutikno memang asli Surabaya. Arek Perak. Maka wajar bila bahasa Suroboyoan menjadi bahasa sehari-harinya.

Makna kutipan itu memang cukup dalam. Jika berani, jangan pernah takut. Sebaliknya, jika takut ya jangan sok berani. Kutipan tersebut dipegang erat oleh Daniel sebagai Ketua Misdinar HKY. Ia juga menjadikan mendiang Mgr Sutikno sebagai role model untuk menjadi seorang pemimpin. (Fransisco)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: