Fenomena Meningkatnya Popularitas Lotre di Tiongkok, Banyak yang Ingin Kaya dalam Semalam
PEREMPUAN BEIJING memilih-milih kupon lotre di salah satu gerai di ibu kota Tiongkok tersebut, 10 Agustus 2023.-PEDRO PARDO-AFP-
Popularitas lotre melonjak di Tiongkok. Orang-orang berharap jadi kaya dalam semalam.
CHEN Ying sudah menghabiskan duit lebih dari 100 ribu yuan atau lebih dari Rp 210 juta. Semuanya digelontorkan untuk membeli kartu lotre gosok.
Kartu-kartu itu lantas dibuka di depan kamera. Digosok di bawah sorotan penonton yang mengikuti Chen di platform media sosial DouYin (TikTok).
Tetapi, perempuan 28 tahun itu tidak ingin main agar menang. Meskipun, lewat kupon lotre itu dia bisa menggantungkan mimpi jadi kaya dalam sekejap.
Sebaliknya, Chen memanfaatkan popularitas lotre tersebut untuk mendongkrak jumlah follower di DouYun. Dan dia berhasil. Followernya menanjak pesat dalam enam bulan. Dari beberapa ratus menjadi lebih dari 45 ribu.
BACA JUGA : Tiongkok Batasi Akses Internet Anak dan Remaja
BACA JUGA : Tiongkok Sapu 700 Ribu Konten Berita Palsu
BACA JUGA : Tiongkok Luncurkan Regulasi Ketat Teknologi AI
Banyak pengikut Chen adalah mahasiswa. Dan sepertiga dari mereka berada di bawah usia 23 tahun.
Memang, penjualan lotre di Tiongkok sedang melesat pesat dalam semester pertama tahun ini. Nilainya hampir 274 miliar yuan atau sekitar Rp 575 triliun. Meningkat lebih dari 50 persen dibanding tahun sebelumnya.
Menurut para analis, peningkatan itu justru terjadi lantaran kondisi ekonomi yang semakin memburuk. Data memang menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Tiongkok melambat. Pandemi Covid-19 memang berhenti. Tetapi, pemulihannya tersendat. Ada bahaya deflasi berkepanjangan.
PEREMPUAN BEIJING memilih-milih kupon lotre di salah satu gerai di ibu kota Tiongkok tersebut, 10 Agustus 2023.-PEDRO PARDO-AFP-
"Sekarang ini sulit cari uang. Lulusan perguruan tinggi susah cari kerja. Pengangguran banyak. Sehingga, mereka berharap bisa kaya mendadak,’’ kata Chen, warga Hunan itu, kepada Agence France-Presse.
Pada Selasa, 14 Agustus 2023, Tiongkok mengatakan bahwa mereka tidak akan merilis data pengangguran. Keputusan itu diambil setelah tingkat pengangguran tersebut mencapai titik tertinggi dalam beberapa bulan berturut-turut.
’’Di dalam bawah sadar seseorang muncul anggapan bahwa peluang untuk menjadi kaya melalui kerja keras sudah berkurang. Yang tersedia adalah kesempatan kaya dalam semalam lewat lotre,’’ kata Huang Zhenxing, seorang profesor di Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanghai, kepada media Caijing.
Artinya, tambah Huang, orang sudah mulai tidak percaya lagi pada ekonomi.
DEMI KEBERUNTUNGAN, orang ini menggosok kupon lotre yang baru saja dibelinya di Beijing.-PEDRO PARDO-AFP-
Chen sendiri tidak ingin disebut sebagai orang yang ikut memopulerkan lotre. ’’Kemungkinan untuk menjadi kaya dalam sekejap itu kecil,’’ tegas Chen. Dia juga kerap memberitahukan kepada penontonnya tentang kegagalannya mendapat hadiah besar.
’’Pada dasarnya, yang saya lakukan adalah mendapatkan popularitas. Agar orang lebih banyak mengenal saya,’’ ujar Chen.
Perempuan itu bukan satu-satunya pelaku livestreaming yang ikut-ikutan latah memopulerkan lotre. Video dengan hashtag lotre Guaguale—artinya: gosok, gosok, bahagia—sudah dilihat lebih dari 6,7 miliar kali.
Adalah Curtis Cheng, pria 25 tahun yang merasa menjadi ’’korban’’ lotre. Ia merasa sudah membeli banyak sekali kartu tahun ini. Dan Cheng tidak sendiri. Saat siang atau malam, stan lotre di dekatnya selalu dikelilingi anak-anak muda.
’’Ini hanyalah kebahagiaan kecil. Enggak menang, enggak masalah. Ini hanya cara untuk memeriahkan hidup,’’ katanya.
JAJARAN KARTU LOTRE dipasang di salah satu gerai di Beijing, Tiongkok, 10 Agustus 2023.-PEDRO PARDO-AFP-
Tetapi, Cheng mengaku bahwa memang ada ketidakpercayaan terhadap kondisi ekonomi di kalangan anak-anak muda. ’’Mereka menyimpan harapan. Sedikit keberuntungan akan bisa mengubah nasib,’’ ucapnya.
Erika Cui, karyawan industri IT, mengatakan bahwa lotre gosok memberikan pelarian singkat. ’’Rasanya begitu menggairahkan. Dan itu jauh lebih penting daripada memikirkan menang atau tidak,’’ kata perempuan 25 tahun tersebut.
Kata Cui, popularitas lotre justru meningkat karena kaum muda ingin bersenang-senang di tengah suramnya perekonomian. ’’Daripada hidup seperti ini, kenapa kita tidak main lotre untuk bersenang-senang? Bayangkan jika bisa menang,’’ katanya. (Doan Widhiandono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: