Begini Beda Samurai dan Katana, Juga Senapan Khas Tentara Jepang Masa Lalu
Deddy Risdijanto, pemilik Dr Creations, memegang replika senapan Arisaka Rifle, yang dulu digunakan tentara Kekaisaran Jepang.-Guruh Dimas Nugraha-
SURABAYA, HARIAN DISWAY – Peringatan Hari Kemerdekaan RI dari tahun ke tahun selalu semarak. Beragam lomba digelar, juga karnaval.
Pegiat-pegiat dan komunitas sejarah pun tak ketinggalan. Mereka berlomba-lomba mengenakan seragam pejuang atau kostum militer masa silam.
Salah satu yang dicari adalah persewaan kostum era perang kemerdekaan. Dr Creations di Jalan Kedungdoro IX No 9 menjadi jujukan.
BACA JUGA:Peringatan 78 Tahun Menyerahnya Jepang pada Sekutu, Tak Singgung Kekejaman Nippon
BACA JUGA:Meneladani Etos Kerja Jepang dari Sho Yamamoto
Pemiliknya adalah Dedy Risdijanto. Ia seorang pegiat sejarah pula.
Di rumahnya itu, Dedy menunjukkan koleksi-koleksi langkanya. Paling banyak adalah barang-barang peninggalan Jepang.
"Nah, ini pedang gunto peninggalan Jepang. Saya dapat saat pergi ke Sumbawa,” ujarnya.
Pedang gunto berbentuk sedikit melengkung. Sarungnya telah berwarna kusam.
Begitu juga dengan gagang pedangnya. Terdapat ikatan-ikatan tali yang telah pudar.
Jika pedang ditarik, bilahnya telah banyak berkarat. Warnanya cokelat. Itu menunjukkan usia pedang yang telah sangat tua.
"Jenis pedang di Jepang itu ada dua. Katana dan gunto. Tapi, orang-orang sering menyebut dua-duanya sebagai pedang samurai. Keliru. Samurai itu orangnya,” terangnya.
Dalam budaya Jepang, samurai adalah sebutan bagi bangsawan militer pada abad pertengahan yang eksis hingga awal abad modern di Jepang.
Selain pedang, terdapat benda lainnya berupa senjata atau sarungnya. Salah satunya adalah holster (sarung pistol) Nambu . Bahan dasarnya kulit yang padat. Terdapat pengait buka tutup.
Di dalamnya ada sebuah kantong lebar yang didesain untuk meletakkan pistol.
"Kalau pistol Nambu, bentuknya seperti ini,” terangnya. Kemudian, ia mengeluarkan pistol mainan di dalam holster tersebut.
Pistol Nambu adalah pistol berukuran pendek buatan Jepang. "Kalau Nambu yang saya pegang ini berbahan resin. Karya saya sendiri,” ungkapnya.
Holster Nambu didapatkan dari seorang kawan pencinta onthel yang juga sesepuh veteran perang.
"Orangnya sudah almarhum. Berharga sekali barang ini. Ada yang menawar berapa pun tidak saya berikan. Sebab, sejarah yang dikandungnya tak dapat dinilai dengan uang,” ungkapnya.
Selain Nambu, Dedy membuat replika senapan Arisaka Rifle dari bahan kayu.
Tentara Jepang biasa menggunakan senapan tersebut untuk berperang dan memasang pisau bayonet di ujungnya.
Selain mengoleksi, Dedy kerap membuat bahan-bahan replika properti seragam militer pejuang, Belanda, dan Jepang.
Dengan seragam ala militer Jepang masa lalu, Dedy memperagakan cara menembak dengan menggunakan Arisaka Rifle.
Replika senapan Arisaka Rifle yang digunakan Dedy adalah tipe 38.
Tipe tersebut memakai peluru yang berkaliber sama dengan pendahulunya, tipe 30. Yaitu, kaliber 6,5 mm.
Kalibernya memang tergolong kecil untuk ukuran internasional. Sebab, rata-rata senapan negara Barat memakai kaliber 7-8 mm.
Tapi, Arisaka Rifle cukup efektif dalam pertempuran. Senjata tersebut pun menjadi senapan infanteri standar Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: