Peringatan 78 Tahun Menyerahnya Jepang pada Sekutu, Tak Singgung Kekejaman Nippon

Peringatan 78 Tahun Menyerahnya Jepang pada Sekutu, Tak Singgung Kekejaman Nippon

BERBAJU ALA SERDADU Jepang saat Perang Dunia II, warga Tokyo ini mengikuti peringatan di Kuil Yasukuni.-KAZUHIRO NOGI-AFP-

Peristiwa 78 tahun lalu itu memang mengubah sejarah: Jepang menyerah. 15 Agustus 1945. Takluk setelah Hiroshima dan Nagasaki dipanggang bom atom Amerika Serikat. Kekalahan Jepang membuat peta politik dunia berubah. Termasuk membuat negara-negara jajahan Barat merdeka.

 

PIDATO dari Kaisar Hirohito pada 15 Agustus 1945 itu memang pedih. Tetapi tetap tegas dan lantang. Meskipun, yang dipidatokan adalah kekalahan. Salah satu yang disebutkan oleh Kaisar dalam pidato itu adalah kekhawatiran musnahnya peradaban umat manusia.

 

Musuh telah menciptakan bom baru yang sangat kejam yang kekuatannya di luar nalar. Bom itu mencabut banyak nyawa. Jika kita terus bertempur, bukan hanya bangsa Jepang yang hancur. Tetapi juga seluruh peradaban umat manusia. Jika itu terjadi, bagaimana kita bisa menjaga spirit para leluhur di kerajaan ini?

 

Memang, di dalam teks pidato yang disiarkan lewat radio itu, Kaisar tidak pernah menyebut kata menyerah. Frasenya adalah: Jepang sepakat pada perjanjian bersama dengan sekutu.

 

Namun, esensinya jelas: Jepang tidak lagi mau berperang. Mereka mengaku kalah…

 

Masa-masa gelap dunia pun berakhir. Perang besar itu usai. Bibit-bibit perdamaian tersemai.

 

Hari itulah yang setiap tahun diperingati dengan syahdu di Jepang. Bukan penuh ratap tangis karena menjadi pecundang. Tetapi, peringatan tersebut dikemas dengan nuansa patriotisme untuk mengenang para pahlawan negeri mereka.

 

BACA JUGA : Peta Kubu Perang Dunia III

BACA JUGA : Toas untuk Ulang Tahun ke-63 Kaisar Jepang Naruhito

 

Peringatan tahun ini diadakan Selasa, 15 Agustus 2023. Pusat peringatan ada di Budokan Hall, Tokyo. Sejumlah tokoh hadir. Termasuk Kaisar Naruhito, Permaisuri Masako, dan Perdana Menteri Fumio Kishida.

 

Khalayak yang hadir pun tak terbilang. Agence France-Presse memperkirakan ada lebih dari 1.800 orang yang mengikuti upacara tersebut.

 


MENGHORMAT TAKZIM, Kaisar Naruhito dan Permasuri Masako mengikuti upacara di Budokan, Tokyo, 15 Agustus 2023.-AGENCE FRANCE-PRESSE-

 

Pada momen itu, mereka mengheningkan cipta. Mengenang jutaan nyawa yang hilang akibat kekejaman dan kerusakan tatanan selama Perang Dunia II.

 

Tercatat, lebih dari 3,1 juta jiwa warga Jepang melayang. Di antara mereka adalah anak-anak muda yang membela panji-panji Kekaisaran Nippon. Sedangkan 800 ribu lainnya adalah warga sipil.

 

Cuaca buruk yang melanda Jepang tidak menghalangi upacara tersebut. Meskipun, penghentian sejumlah penerbangan membuat tidak semua perwakilan prefektur di Jepang hadir. Apa pun, jumlah peserta upacara jauh lebih besar daripada 2-3 tahun lalu saat Covid-19 masih membekap jagat.

 


MENGHENINGKAN CIPTA, warga Jepang ini memperingati berakhirnya Perang Dunia II di Kuil Yasukuni, Tokyo, 15 Agustus 2023.-KAZUHIRO NOGI-AFP-

 

Pada acara itu, Kaisar Naruhito juga memberikan orasi yang sarat makna. ’’Merenungi masa damai ini, menilik masa lalu dengan penyesalan mendalam, dari lubuk hati terdalam saya berharap agar penderitaan karena perang tidak pernah terulang,’’ kata cucu Kaisar Hirohito tersebut.

 

Ia menekankan bahwa perayaan itu adalah bentuk penghormatan kepada mereka yang sudah gugur. Juga mendoakan perdamaian dunia yang abadi.

 

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, kembali mengukuhkan komitmen terhadap perdamaian dalam momen 78 tahun penyerahan diri di Perang Dunia II. Tetapi, ia—dan pemerintah Jepang—masih tidak pernah menyebut apa pun soal agresi yang dilancarkan Jepang di Asia pada paro pertama abad ke-20 itu.

 

Banyak pengamat yang mengatakan bahwa Jepang memang terus berupaya menutupi sisi gelap sejarah negerinya. Yang dibangkitkan adalah rasa patriotisme. ’’Lebih dari 3 juta kawan-kawan kita gugur dalam pertempuran,’’ kata Kishida.

 

Kontroversi tentang sikap Jepang pada Perang Dunia II juga terus mengemuka dengan upacara di Kuil Yasukuni, Tokyo. Kuil itu dibangun pada 1869 untuk mengenang para prajurit yang gugur membela negeri.

 


ANGGOTA PARLEMEN Jepang menghadiri peringatan berakhirnya Perang Dunia II di Kuil Yasukuni, Tokyo, 15 Agustus 2023.-KAZUHIRO NOGI-AFP-

 

Tetapi, negeri-negeri seperti Korea dan Tiongkok begitu gemas pada kuil itu. Mereka memandangnya sebagai sikap Jepang untuk mempahlawankan para penjahat perang. Simbol agresi Jepang di masa perang.

 

Namun, Jepang cuek. Pada Selasa, 15 Agustus 2023, sejumlah anggota parlemen berziarah ke Kuil Yasukuni. Mereka berdoa untuk tentara Jepang yang gugur menunaikan tugas negara pada Perang Dunia II.

 

Di luar kuil, rakyat berkumpul. Beberapa memakai baju serdadu tempo dulu. Sejumlah kelompok sayap kanan juga memakai ikat kepala dan bendera kekaisaran Nippon. Gambar matahari terbit, lengkap dengan sinarnya. Setelah upacara rampung, mereka berseru, ’’Banzai…!” (Evita Fairuza Salsabila)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: