Para Pejabat Mengunjungi Kuil Yasukuni, Kenang Para Pahlawan Bagi Jepang, Penjahat Perang Bagi Negara Jajahan

Para Pejabat Mengunjungi Kuil Yasukuni, Kenang Para Pahlawan Bagi Jepang, Penjahat Perang Bagi Negara Jajahan

Orang-orang mengantre untuk berdoa selama kunjungan mereka ke Kuil Yasukuni pada peringatan 80 tahun penyerahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua, di Tokyo, Jepang, 15 Agustus 2025. --Reuters

HARIAN DISWAY - Jepang memperingati 80 tahun kekalahannya dalam Perang Dunia II dengan ribuan orang mengunjungi Kuil Yasukuni di Tokyo, termasuk Menteri Pertanian Shinjiro Koizumi.

Peringatan ini berlangsung sehari setelah tanggal 14 Agustus, momen ketika Jepang menyatakan menyerah pada tahun 1945 setelah kalah perang.

Koizumi menjadi satu-satunya menteri kabinet yang hadir langsung di kuil kontroversial tersebut. Ia menilai kunjungan tersebut penting untuk mengenang mereka yang telah berkorban bagi negara.

“Penting untuk tidak lupa menghormati mereka yang telah mengorbankan nyawa untuk negaranya, siapa pun itu,” ujarnya kepada wartawan.

Kuil Kontroversi 

Kuil Yasukuni dibangun untuk menghormati sekitar 2,5 juta korban perang Jepang, termasuk 14 pemimpin jepang dari sipil maupun militer yang dihukum sebagai penjahat perang Kelas A.

Kehadiran pejabat Jepang di kuil ini kerap memicu ketegangan diplomatik, terutama dengan Tiongkok dan Korea Selatan, yang menganggapnya sebagai simbol masa lalu militerisme Jepang.

Bagi Jepang, orang orang yang dihormati di Yasukuni mungkin adalah para pahlawan bangsa. Namun bagi negara-negara yang merasakan kekejaman dan kekejian militer jepang di masa PD II, mereka ada penjahat perang yang menyebabkan kematian banyak warga sipil maupun militer.

BACA JUGA:Jejak Panjang Bom Atom Jepang, Delapan Dekade Silam (2-habis): Hibakusha Korea dan Luka Ganda

BACA JUGA:Jejak Panjang Bom Atom Jepang, Delapan Dekade Silam (1): Menginspirasi Seni hingga Anime

Penghormatan yang diberikan oleh para pejabat Jepang dianggap sebagai penyangkalan "dosa-dosa masa lalu" militer Jepang.

Selain Koizumi, sejumlah mantan menteri dan anggota parlemen juga hadir di Yasukuni. Diantaranya Sanae Takaichi dan Takayuki Kobayashi, yang pernah mencalonkan diri dalam pemilihan kepemimpinan Partai Liberal Demokrat (LDP) tahun lalu.

Sekitar 88 anggota parlemen dari partai sayap kanan Sanseito turut berziarah, memperlihatkan kehadiran signifikan kelompok politik yang dikenal mendorong sentimen nasionalis.

Perdana Menteri Shigeru Ishiba dan Kaisar Naruhito menghadiri upacara peringatan terpisah di Tokyo. Ishiba mengirim persembahan simbolis ke Yasukuni, seperti yang pernah ia lakukan pada Oktober lalu, langkah yang sebelumnya menuai kritik dari Korea Selatan dan Tiongkok.

Peringatan tahun ini digelar menjelang kunjungan Presiden Korea Selatan Lee Jae-Myung ke Jepang pada 23–24 Agustus. Kunjungan tersebut dipandang sebagai upaya memperkuat kerja sama keamanan regional dan trilateral dengan Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: