Jejak Kekejaman Jack the Ripper di Whitechapel

Jejak Kekejaman Jack the Ripper di Whitechapel

Ilustrasi Jack the Ripper sang pembunuh berantai dari Distrik Whitechapel, London-Zef Art-Adobe Stock

Langkah-langkah melintasi lorong-lorong gelap di kawasan kumuh Whitechapel pada saat malam menjelang, di bawah cahaya pucat rembulan, mengungkap bayangan misterius seorang iblis bertopeng. Ia tengah asyik menari dengan penuh kegembiraan, sambil memegang erat sebilah pisau yang telah merobek perut perempuan-perempuan malang.

Di dalam sudut-sudut paling kelam kota London zaman Victoria, muncul seorang manusia yang penuh kebiadaban.

Dengan topeng dan jubah yang menutupi identitasnya, ia mengukir jejak kejahatan yang akan dikenang sepanjang masa sebagai Jack the Ripper.

Tepat pada musim gugur tahun 1888, ketika kegelapan melanda Distrik Whitechapel, London, kekacauan dan ketidakpastian mendominasi.

Wilayah kumuh ini menjadi tempat terbesar bagi imoralitas yang berkembang di tengah-tengah kerumunan.

Pengangguran, perampokan, rasisme, kerusuhan, dan kemiskinan merajalela sehari-hari di lingkungan ini.

Pecahnya pertikaian antara kelas sosial menempa perpecahan antara mereka yang berada di atas dan yang terjerat dalam belenggu kemiskinan.

BACA JUGA:Real Madrid Stop Belanja: No Mbappe, No Problem!

BACA JUGA:Lacak Dokumen Grha Wismilak, Polda Geledah Rumah Njono Handoko

Perempuan miskin, terutama para pelacur, berusaha mencari perlindungan di jalan-jalan sesak karena gelombang imigrasi pengungsi Yahudi.

Lebih dari 60 rumah bordil menjulang di atas kota, menjadi semacam tanda bahwa malam telah tiba.

Para perempuan miskin dalam upaya putus asa untuk melawan kelaparan dan membayar sewa, menjual diri mereka di antara tembok-tembok gelap ini. Namun, tak satupun dari mereka yang tahu berapa banyak.

Seiring dengan langkah-langkah menuju ruang-ruang prostitusi, bayangan pria dengan topeng dan jubah muncul dari hibernasinya.

Ia merangkak seperti hantu, menyusuri rumah-rumah bordil dan apartemen tempat para pelacur beraktivitas. Jalanan berbatu dan berlumpur terbentang di bawah kakinya, seakan tak terganggu oleh jejaknya.

BACA JUGA:Susul F-15EX, 24 Unit Helikopter S-70M Black Hawk Akan Perkuat Alutsista Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: