Lewat Make-up, “Perempuan Merdeka, Perempuan Berdaya” Membangkitkan Semangat Perempuan

Lewat Make-up, “Perempuan Merdeka, Perempuan Berdaya” Membangkitkan Semangat Perempuan

Karya Eva Sanjaya dan Riskiyah, alumni siswa batch 2, memberi judul karyanya dengan Papua is Beautiful Wonderland. -M Ahkyar Subekhi-

HARIAN DISWAY - Event parade make-up bertajuk Perempuan Merdeka, Perempuan Berdaya diselenggarakan di East Rotunda, Grand City, Surabaya, pada Senin, 21 Agustus 2023. Menampilkan para siswa batch 5 dari sekolah Beauty for Better Life. Yakni sekolah make up-gratis besutan L'oreal Foundation dan Spektra.

Sekolah make-up tersebut menerima banyak murid setiap tahun. Bahkan pendaftaran terbaru mencapai seribu lebih. Namun, yang diterima dan berhasil lolos proses seleksi hanya sekitar 100 siswa. 
 
"Ajang kali ini ditangani oleh siswa batch 4. Sedangkan yang unjuk gigi adalah batch 5. Mereka terdiri dari dua kelas dan dibagi menjadi beberapa tim. Para alumni juga ikut memamerkan karyanya," ujar Roni Syahroni, Direktur Spektra.
 
Beberapa alumni yang tampil adalah Eva Sanjaya dan Riskiyah, alumni siswi batch 2. Mereka memberi judul karyanya dengan judul Papua is Beautiful Wonderland. Modelnya, Naomi, mengenakan busana adat Papua dengan riasan paduan etnik-modern.
 
 
Tampak di bawah matanya, terdapat aksen titik-titik putih khas tradisi perempuan Papua. Ada pula tim alumni yang mengerjakan make-up unik. Modelnya mengenakan mahkota dengan bulu burung merak. Gaunnya menjuntai dan lebar, berwarna hijau. Karya itu berjudul The Beauty of Barong Side.
 
Perempuan Merdeka, Perempuan Berdaya merupakan event yang membangkitkan semangat perempuan. "Para perempuan adalah pribadi yang mandiri. Mampu mengatur keluarga, tapi juga bisa berkarya," ujar Roni. Berbagai gaya make-up ditampilkan. Seperti make-up karakter, make-up panggung, bridal, party, Arabian dan sebagainya.
 
Adelina Rospitanto, ketua panitia acara tersebut, tampil dengan make-up karakter. Dia dan rekannya menari, menjadi pembuka teatrikal perjuangan. Aktornya berasal dari kelompok Acting Club, binaan Kreasitama Foundation.
 
Para aktor itu tubuhnya penuh luka. Dari lengan, dada hingga wajah. Tentu bukan luka sungguhan. Melainkan efek make-up. "Riasan luka-luka itu dikerjakan oleh kawan-kawan batch 4. Teatrikal perjuangan itu kami bawakan, karena momennya masih Hari Kemerdekaan," ujar Nurhayati, sutradara pementasan itu.
 
Dalam teatrikal itu para aktor pejuang mengendap-endap sembari membawa senjata. Tapi dalam satu adegan, mereka diserang oleh desing peluru tentara Sekutu. Hingga muncullah sosok Srikandi, dengan busur di tangan. Dia melalui mereka semua dan menyuruh untuk bangkit.
 
Sebagai simbol, bahwa peran perempuan dalam masa perjuangan pun sangat krusial. Dia menjadi penyemangat para pejuang yang bertempur di medan laga. Sesuai temanya, Perempuan Merdeka, Perempuan Berdaya. Sebuah parade make-up yang tak begitu saja meninggalkan nilai-nilai budaya, tradisi dan sejarah. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: